"Dan tujuh orang imam membawa tujuh bunyi sangkakala di depan tabut TUHAN, sambil berjalan berkeliling maju; pada hari ketujuh berjalan keliling tujuh kali dan para imam meniup sangkakala."
Kisah kejatuhan Yerikho dalam Kitab Yosua pasal 6 adalah salah satu narasi paling dramatis dan penuh iman dalam Perjanjian Lama. Setelah memimpin bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan, Yosua dihadapkan pada tantangan besar pertama: kota Yerikho yang berbenteng kokoh, dikuasai oleh bangsa Kanaan. Kota ini tampaknya tidak dapat ditembus. Namun, Tuhan memiliki rencana yang luar biasa.
Perintah Tuhan kepada Yosua sangat tidak konvensional. Bukan dengan strategi militer biasa, peperangan, atau pengepungan berdarah, melainkan dengan suatu ritual yang menekankan ketaatan dan kepercayaan mutlak kepada Tuhan. Selama enam hari, seluruh umat Israel, dipimpin oleh Yosua, diperintahkan untuk mengelilingi kota Yerikho sekali sehari. Tujuh orang imam memimpin di depan, masing-masing membawa sangkakala yang terbuat dari tanduk domba jantan (shofar). Di belakang mereka, imam-imam lain membawa Tabut Perjanjian Tuhan, simbol kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Seluruh pasukan Israel mengikuti di belakang, berjalan dalam keheningan yang khidmat.
Bayangkan pemandangan tersebut: setiap hari, selama enam hari, tembok kota Yerikho dikelilingi oleh pasukan yang diam, hanya diiringi bunyi sangkakala yang menggetarkan. Tentara Yerikho yang melihat dari atas tembok tentu kebingungan, mungkin meremehkan, atau bahkan mencemooh taktik aneh ini. Ini adalah ujian iman yang luar biasa bagi bangsa Israel. Mereka harus menahan godaan untuk bertindak sendiri, untuk menggunakan kekuatan otot mereka, dan sepenuhnya bergantung pada instruksi Ilahi.
Titik puncaknya terjadi pada hari ketujuh. Perintah Tuhan diubah: mereka harus mengelilingi kota itu tujuh kali, dan para imam harus meniup sangkakala dengan lebih keras. Ayat Yosua 6:13 secara spesifik menggambarkan momen penting ini: "Dan tujuh orang imam membawa tujuh bunyi sangkakala di depan tabut TUHAN, sambil berjalan berkeliling maju; pada hari ketujuh berjalan keliling tujuh kali dan para imam meniup sangkakala." Keadaan semakin menegangkan. Berjalan enam kali tanpa hasil yang terlihat tentu menguji kesabaran, tetapi pada putaran ketujuh inilah kesabaran dan ketaatan mereka dibalas dengan cara yang spektakuler.
Setelah putaran ketujuh selesai, Yosua memerintahkan seluruh umat untuk bersorak. Bersamaan dengan sorak-sorai yang menggema itu, para imam meniup sangkakala dengan keras. Dan kemudian, keajaiban terjadi. Tembok Yerikho yang tadinya kokoh tak tertembus, runtuh rata dengan tanah. Bangsa Israel kemudian dapat masuk dan merebut kota itu. Kisah ini mengajarkan kita bahwa ketaatan yang penuh keyakinan kepada perintah Tuhan, bahkan ketika tampaknya tidak masuk akal, dapat menghasilkan kemenangan yang ajaib. Kekuatan bukan hanya pada strategi manusia, tetapi pada kuasa Allah yang bekerja melalui iman umat-Nya.