Ilustrasi simbolis kembalinya umat dan berkat Tuhan
"Bersorak-sorailah dan bersukacitalah, hai anak-anak perempuan Sion, sebab, lihat, Aku datang untuk diam di tengah-tengahmu, demikianlah firman TUHAN."
Ayat Zakharia 2:10 merupakan sebuah janji ilahi yang penuh harapan dan sukacita bagi umat Tuhan, khususnya bagi mereka yang telah mengalami pembuangan dan penderitaan. Dalam konteks sejarah, nubuat ini disampaikan di masa setelah pembuangan di Babel, ketika umat Israel mulai kembali ke tanah perjanjian mereka. Namun, makna ayat ini melampaui sekadar kepulangan fisik; ia berbicara tentang kehadiran Tuhan yang memulihkan, menebus, dan menjadikan umat-Nya sebagai pusat kediaman-Nya.
Kata "bersorak-sorailah dan bersukacitalah" menunjukkan seruan untuk kegembiraan yang mendalam. Ini bukan sekadar euforia sementara, melainkan sukacita yang bersumber dari kesadaran akan karya penyelamatan Tuhan. Setelah periode kesedihan, kekalahan, dan rasa malu, umat Tuhan diundang untuk memproklamirkan kemenangan yang diberikan oleh Yang Mahakuasa. Seruan ini ditujukan kepada "anak-anak perempuan Sion," sebuah metafora yang indah untuk merujuk pada seluruh umat Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan, yang menjadi bagian dari komunitas perjanjian. Sion sendiri melambangkan Yerusalem, pusat kehidupan rohani dan fisik umat Israel.
Inti dari janji ini terletak pada kalimat berikutnya: "Sebab, lihat, Aku datang untuk diam di tengah-tengahmu, demikianlah firman TUHAN." Pernyataan "Aku datang untuk diam di tengah-tengahmu" adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Ini bukan berarti Tuhan hanya hadir dari kejauhan, tetapi Ia akan berdiam, menetap, dan memiliki kediaman di antara umat-Nya. Kehadiran Tuhan yang imanen ini adalah sumber kekuatan, perlindungan, dan berkat yang tak terbatas. Dalam Perjanjian Lama, kehadiran Tuhan seringkali dilambangkan dengan tabernakel atau Bait Suci. Namun, janji ini menunjuk pada kehadiran yang lebih eskatologis dan universal.
Dalam perspektif Kristen, janji ini menemukan penggenapannya yang paling mulia dalam pribadi Yesus Kristus. Yesus adalah Firman yang menjadi manusia dan diam di antara kita (Yohanes 1:14). Melalui kedatangan-Nya, Roh Kudus dicurahkan, yang memungkinkan kehadiran Tuhan berdiam di dalam hati setiap orang percaya. Dengan demikian, gereja menjadi Bait Roh Kudus. Ayat ini mengingatkan kita bahwa pusat kehidupan umat Tuhan adalah kehadiran Sang Pencipta sendiri. Ketika kita mengalami kehadiran-Nya, sukacita yang sejati akan melimpah, dan kita akan memiliki keberanian untuk menghadapi segala tantangan.
Lebih lanjut, ayat ini juga menginspirasi kita untuk hidup sesuai dengan panggilan ilahi. Karena Tuhan berdiam di antara kita, kita dipanggil untuk memuliakan Dia dalam setiap aspek kehidupan kita. Pemulihan yang dijanjikan bukan hanya bersifat eksternal, tetapi juga internal. Tuhan akan membersihkan hati kita, memulihkan hubungan kita dengan-Nya, dan memberdayakan kita untuk menjadi saksi-Nya di dunia. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa merespons janji ini dengan hati yang penuh syukur, iman yang teguh, dan kehidupan yang mencerminkan kemuliaan Tuhan yang berdiam di dalam kita. Sukacita yang bersumber dari kehadiran-Nya akan menjadi kekuatan kita di masa kini dan harapan kita di masa depan.