Zakharia 5:8 - Wanita Jahat dalam Efa

"Dan ia berkata: 'Inilah kejahatan itu!' Lalu ia melemparkannya ke tengah-tengah efa itu, dan ia melemparkan batu pemberat timah ke mulut efa itu."
Ilustrasi visual wanita jahat dalam wadah efa Efa Simbol Kejahatan Batu Pemberat

Kitab Zakharia, sebuah nabi yang hidup pada masa pembuangan kembali dari Babel, menyampaikan serangkaian penglihatan visioner yang penuh makna simbolis. Salah satu penglihatan yang paling mencolok dan menggetarkan hati adalah yang tercatat dalam pasal kelima, di mana ia diperlihatkan sebuah gulungan terbang dan kemudian sebuah efa yang berisi kejahatan.

Ayat kedelapan dalam pasal kelima ini, "Dan ia berkata: 'Inilah kejahatan itu!' Lalu ia melemparkannya ke tengah-tengah efa itu, dan ia melemparkan batu pemberat timah ke mulut efa itu," merangkum inti dari penglihatan tersebut. Efa sendiri adalah satuan ukuran biji-bijian kuno, biasanya digunakan untuk keperluan sehari-hari. Namun, dalam konteks nubuatan ini, efa tersebut menjadi wadah yang melambangkan kesucian yang telah ternoda oleh kejahatan.

Dalam penglihatan ini, Zakharia melihat seorang wanita jahat dilemparkan ke dalam efa itu. Sosok wanita ini sering diinterpretasikan sebagai representasi dari dosa, kemurtadan, atau bahkan seluruh bangsa yang telah berpaling dari Tuhan dan terjerumus dalam berbagai kebejatan. Efa yang tertutup dengan batu pemberat timah kemudian diangkat dan dibawa ke negeri Siria (atau Babel, tergantung pada penafsiran). Ini menunjukkan bahwa kejahatan yang telah terpusat dan tersegel dalam wadah tersebut akan dibawa ke tempatnya yang pantas, jauh dari umat Tuhan, sebagai bentuk penghakiman dan pemulihan.

Makna dari zakharia 5 8 ini sangat mendalam. Ia bukan hanya sekadar gambaran ritual kuno, melainkan sebuah peringatan keras dan janji pembersihan. Tuhan tidak mentolerir kejahatan di tengah umat-Nya. Penglihatan ini menegaskan bahwa dosa akan dihukum dan dipisahkan dari umat yang dikasihi-Nya. Batu pemberat timah melambangkan beratnya kejahatan dan ketidakmungkinan bagi kejahatan itu untuk lolos atau bangkit kembali setelah penghakiman.

Bagi umat yang sedang dalam masa pemulihan dan pembangunan kembali Bait Suci, penglihatan ini memberikan dorongan semangat bahwa Tuhan peduli pada kesucian umat-Nya. Pembuangan kejahatan seperti yang digambarkan dalam efa ini adalah langkah krusial menuju pemulihan spiritual dan berkat Tuhan. Penglihatan ini mengingatkan kita untuk senantiasa memeriksa hati kita, membuang segala bentuk kejahatan, dan hidup dalam kekudusan agar dapat mengalami hadirat Tuhan dan berkat-Nya yang berkelanjutan.

Pesan Zakharia 5:8 tetap relevan hingga kini, menjadi pengingat akan kekudusan Tuhan dan konsekuensi dari kejahatan. Kita diajak untuk tidak main-main dengan dosa, melainkan berusaha hidup sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga kejahatan tidak pernah menemukan tempat di hati dan kehidupan kita.