Zakharia 9:1

"Firman TUHAN adalah terhadap negeri Hamat dan terhadap Damsyik sebagai tempat istirahat-Nya; sebab mata TUHAN tertuju kepada manusia dan kepada segala kaum Israel."

Nubuat Keadilan Ilahi dan Perlindungan Umat Pilihan

Kitab Zakharia, sebagai salah satu kitab kenabian dalam Perjanjian Lama, kaya akan penglihatan dan nubuat yang seringkali kompleks namun sarat makna. Ayat pertama dari pasal kesembilan, yaitu Zakharia 9:1, membuka sebuah bagian penting dalam nubuatnya yang berfokus pada penghakiman atas bangsa-bangsa dan pemulihan Israel. Frasa pembuka yang kuat, "Firman TUHAN adalah terhadap...", menandakan bahwa pesan yang akan disampaikan bukanlah sekadar ramalan, melainkan sebuah deklarasi ilahi yang memiliki otoritas dan tujuan.

Ayat ini secara spesifik menyebutkan negeri Hamat dan Damsyik. Hamat, yang terletak di utara Israel, dan Damsyik, ibu kota Suriah kuno, adalah wilayah yang seringkali menjadi pusat kekuatan dan arena konflik di Timur Tengah pada masa itu. Penempatan fokus ilahi pada kedua wilayah ini menunjukkan bahwa cakupan rencana Tuhan melampaui batas-batas geografis semata. Ini adalah pengumuman tentang campur tangan ilahi yang akan memengaruhi kekuatan-kekuatan regional yang berpotensi mengancam umat Tuhan.

Pernyataan bahwa kedua negeri itu menjadi "tempat istirahat-Nya" (atau sering diterjemahkan sebagai "tempat kediaman-Nya" atau "tempat berlindung-Nya" tergantung terjemahan) bisa dimaknai ganda. Di satu sisi, bisa berarti bahwa kekuatan-kekuatan di wilayah tersebut pada akhirnya akan tunduk pada kehendak Tuhan dan menjadi instrumen dalam rencana-Nya. Di sisi lain, ini bisa juga mengindikasikan bahwa penghakiman Tuhan akan segera menimpa mereka yang berani melawan atau mengancam umat pilihan-Nya.

Bagian terpenting dari ayat ini mungkin terletak pada penutupnya: "sebab mata TUHAN tertuju kepada manusia dan kepada segala kaum Israel." Ini adalah inti dari nubuat tersebut. Meskipun firman Tuhan diarahkan kepada bangsa-bangsa asing, alasan mendasarnya adalah karena perhatian Tuhan yang tak terhingga kepada umat-Nya, yaitu Israel. Mata Tuhan yang awas mengawasi segala gerak-gerik, baik yang baik maupun yang buruk, yang terjadi di dunia ini. Namun, fokus utama pengawasan ini adalah pada umat pilihan-Nya.

"Tertuju kepada manusia" dapat diartikan sebagai perhatian universal Tuhan terhadap seluruh ciptaan-Nya, namun konteks selanjutnya memperjelas fokus yang lebih spesifik. "Dan kepada segala kaum Israel" menegaskan kembali bahwa Israel adalah umat perjanjian Tuhan. Tuhan tidak melupakan janji-janji-Nya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Segala tindakan ilahi, termasuk penghakiman atas bangsa-bangsa lain, pada akhirnya diarahkan untuk kebaikan dan pemulihan umat-Nya.

Nubuat ini memberikan penghiburan yang mendalam bagi orang Israel pada masa Zakharia, yang seringkali berada di bawah ancaman berbagai kerajaan. Mengetahui bahwa Tuhan mengawasi dan memiliki rencana bagi mereka, bahkan ketika musuh-musuh mereka tampaknya berkuasa, pasti memberikan harapan. Ini adalah pengingat bahwa kedaulatan Tuhan meliputi seluruh bumi, dan perhatian-Nya secara khusus tertuju pada mereka yang telah Ia pilih.

Relevansi Zakharia 9:1 melampaui zamannya. Bagi umat beriman di masa kini, ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan yang sama yang mengawasi Israel kuno, juga mengawasi kita. Dunia mungkin penuh dengan gejolak dan ancaman, tetapi bagi mereka yang percaya, ada jaminan bahwa Tuhan memegang kendali. Mata-Nya tertuju kepada kita, memperhatikan kebutuhan, kesusahan, dan juga pertumbuhan iman kita. Ini mendorong kita untuk hidup dengan keyakinan bahwa rencana-Nya sempurna dan keadilan-Nya akan terwujud.

Anda Hamat Damsyik

Ilustrasi: Pengawasan Ilahi