"Dan TUHAN Allah mereka akan menyelamatkan mereka pada hari itu, seperti kawanan domba-Nya sendiri; sebab mereka adalah permata di tanah-Nya."
Kitab Zakharia, yang merupakan salah satu kitab nabi-nabi kecil dalam Perjanjian Lama, sering kali dikenal karena nubuat-nubuatnya yang kuat mengenai kedatangan Mesias dan masa depan Israel. Dalam pasal 9, ayat 16, kita menemukan sebuah janji ilahi yang memberikan penghiburan dan kepastian bagi umat Tuhan. Ayat ini berbunyi, "Dan TUHAN Allah mereka akan menyelamatkan mereka pada hari itu, seperti kawanan domba-Nya sendiri; sebab mereka adalah permata di tanah-Nya."
Frasa "pada hari itu" mengacu pada suatu masa depan yang ditentukan oleh Allah, sebuah periode di mana intervensi-Nya akan sangat jelas terlihat. Nubuat ini, yang ditulis pada masa ketika umat Israel menghadapi berbagai tantangan dan ancaman dari bangsa-bangsa sekitarnya, menawarkan visi harapan yang luar biasa. Tuhan berjanji untuk menjadi pahlawan mereka, penyelamat yang aktif dan penuh kasih. Penyelamatan ini digambarkan dengan perumpamaan yang sangat intim dan lembut: "seperti kawanan domba-Nya sendiri."
Perbandingan dengan kawanan domba menekankan hubungan erat antara Tuhan dan umat-Nya. Seorang gembala yang baik melindungi, membimbing, dan merawat domba-dombanya dengan penuh perhatian. Ia mengenal setiap domba, mengenali kebutuhan mereka, dan siap menghadapi bahaya demi keselamatan mereka. Dalam konteks ini, Tuhan tidak hanya sebagai pelindung yang kuat, tetapi juga sebagai gembala yang penyayang. Ia melihat umat-Nya sebagai makhluk yang berharga dan rentan, yang membutuhkan penjagaan-Nya yang konstan.
Lebih jauh lagi, ayat ini mengungkapkan alasan di balik kepedulian ilahi tersebut: "sebab mereka adalah permata di tanah-Nya." Kata "permata" dalam bahasa aslinya menyiratkan sesuatu yang sangat berharga, unik, dan memancarkan keindahan. Umat Tuhan bukanlah sekadar kumpulan individu, melainkan harta karun yang dijaga oleh Sang Pencipta. Nilai mereka tidak ditentukan oleh kekuatan atau kekayaan duniawi, melainkan oleh pandangan Allah yang menganggap mereka berharga. Ini adalah pernyataan tentang identitas dan status mereka di hadapan Tuhan.
Janji dalam Zakharia 9:16 ini memiliki resonansi yang mendalam bagi orang percaya sepanjang zaman. Ia mengingatkan kita bahwa di tengah kesulitan, ketidakpastian, dan godaan dunia, Tuhan senantiasa hadir sebagai penyelamat. Ia memandang kita dengan kasih, menganggap kita berharga, dan berkuasa untuk membawa kita pada kemenangan dan kedamaian. Visi ini menginspirasi keyakinan bahwa, pada akhirnya, kebaikan dan kuasa Allah akan terwujud, membawa keselamatan dan kemuliaan bagi umat-Nya. Permata yang berharga ini akan dijaga dan dilindungi oleh Tuhan mereka sendiri, hari demi hari.