1 Korintus 14:38: Kebenaran dan Iman

"Jikalau seorang mengira dirinya nabi atau seorang yang mendapatkan ilham, ia harus mengakui, bahwa apa yang kutuliskan kepadamu ini adalah perintah Tuhan."

Ilustrasi simbol firman Tuhan

Surat pertama Paulus kepada jemaat di Korintus merupakan kumpulan tulisan yang sarat akan ajaran, nasihat, dan koreksi. Di tengah berbagai diskusi mengenai karunia-karunia rohani, Paulus menegaskan otoritas pesannya dalam 1 Korintus 14:38. Ayat ini adalah pernyataan krusial yang menyoroti pentingnya mengakui kebenaran ilahi yang disampaikan melalui tulisan apostolik.

Dalam konteks ayat ini, Paulus berhadapan dengan beberapa individu di jemaat Korintus yang mungkin merasa memiliki pemahaman atau karunia khusus, seperti kemampuan bernubuat atau menerima ilham langsung dari Tuhan. Namun, Paulus tidak menampik kemungkinan adanya karunia rohani. Sebaliknya, ia menantang mereka untuk menguji kebenaran dari setiap pengajaran yang disampaikan, termasuk pengajarannya sendiri.

Penekanan pada "perintah Tuhan" dalam ayat ini sangatlah signifikan. Ini menunjukkan bahwa apa yang dituliskan oleh Rasul Paulus bukanlah sekadar opini pribadi atau nasihat biasa, melainkan firman yang bersumber dari otoritas tertinggi, yaitu Allah sendiri. Paulus, sebagai rasul yang diutus oleh Kristus, dipercayakan untuk menyampaikan ajaran yang murni dan benar kepada gereja-Nya. Oleh karena itu, ketika ia menulis, ia bertindak sebagai penyampai pesan ilahi.

Ayat ini secara implisit meminta adanya kesadaran dan kerendahan hati dari setiap orang yang mengaku memiliki karunia rohani. Penting untuk tidak menyombongkan diri atau menganggap diri lebih tahu dari yang lain. Sebaliknya, setiap pengajaran harus diukur dengan standar kebenaran yang telah dinyatakan oleh Tuhan. Jika seseorang benar-benar memiliki karunia dari Tuhan, ia akan bersukacita ketika kebenaran firman Tuhan ditegaskan, bahkan melalui tulisan seorang rasul.

Lebih jauh lagi, 1 Korintus 14:38 memberikan dasar bagi kita untuk memahami bagaimana seharusnya kita memperlakukan dan menafsirkan Kitab Suci. Semua tulisan yang diilhami oleh Roh Kudus, termasuk surat-surat rasul-rasul, memiliki otoritas yang sama karena semuanya berasal dari satu sumber ilahi. Ini mengingatkan kita bahwa iman Kristen dibangun di atas fondasi wahyu Allah yang terpercaya dan tidak dapat digoyahkan.

Oleh karena itu, mari kita merenungkan kebenaran dalam 1 Korintus 14:38. Ayat ini mendorong kita untuk hidup dalam iman yang teguh, bersandar pada firman Tuhan yang adalah kebenaran abadi. Kita diajak untuk selalu menguji setiap pengajaran dan memastikan bahwa itu sejalan dengan apa yang telah dinyatakan oleh Allah, bukan berdasarkan perasaan atau pengalaman semata, melainkan berdasarkan otoritas firman-Nya yang kudus.