Salam Kasih

1 Korintus 16:21

"Salam dari aku, Paulus, dengan tangan sendiri."

Ayat Alkitab ini, khususnya 1 Korintus 16:21, mungkin terdengar singkat namun sarat akan makna yang mendalam. Ayat ini merupakan penutup surat Paulus kepada jemaat di Korintus. Di balik kesederhanaannya, tersembunyi sebuah pesan tentang otentisitas, pribadi, dan kasih.

Surat-surat Paulus seringkali panjang dan penuh ajaran teologis yang kompleks, membahas berbagai isu doktrinal dan praktis yang dihadapi jemaat. Namun, di bagian akhir, ia selalu menyertakan salam pribadi. Salam dalam 1 Korintus 16:21, "Salam dari aku, Paulus, dengan tangan sendiri," memiliki keistimewaan. Frasa "dengan tangan sendiri" menyiratkan bahwa Paulus secara pribadi menuliskan salam penutup ini. Dalam era ketika tulisan seringkali diktekan kepada juru tulis, penegasan ini penting. Ini menunjukkan sentuhan personal yang sangat kuat, sebuah tanda bahwa ini benar-benar datang dari Rasul Paulus sendiri, bukan sekadar formalitas yang ditulis oleh orang lain atas namanya.

Sentuhan Personal dan Otoritas

Dalam konteks surat menyurat zaman kuno, terutama yang memiliki otoritas rohani seperti surat-surat Paulus, penegasan seperti ini sangat berharga. Ini bukan hanya untuk membuktikan keaslian surat, tetapi juga untuk mempertegas bahwa setiap kata yang disampaikan berasal langsung dari sumbernya. Paulus bukan hanya seorang pemimpin rohani, tetapi juga seorang bapak rohani bagi banyak jemaat. Salam pribadinya adalah bentuk kasih dan kepeduliannya yang tulus.

Menulis "dengan tangan sendiri" juga bisa diartikan sebagai penekanan pada keseriusan dan keikhlasan Paulus. Ia tidak ingin ada keraguan sedikit pun mengenai sumber pesannya. Ini adalah ciri khas seorang pemimpin sejati yang bertanggung jawab penuh atas perkataan dan ajarannya. Bagi jemaat di Korintus, menerima salam seperti ini dari Paulus pastilah memberikan kekuatan dan keyakinan tambahan, mengetahui bahwa surat itu adalah ungkapan hati dari rasul yang mengasihi mereka dan peduli akan pertumbuhan rohani mereka.

Kasih yang Mengalir

Lebih dari sekadar otentisitas, frasa "dengan tangan sendiri" juga melambangkan kasih yang mengalir. Jari-jemari yang menulis adalah alat yang mengekspresikan pikiran dan perasaan hati. Ketika Paulus menulis salam ini dengan tangannya sendiri, ia sedang menyalurkan kasih dan kerinduannya kepada jemaat Korintus. Surat-surat Paulus, meskipun kadang berisi teguran keras, selalu berakar pada kasih Kristus dan kerinduan agar jemaat dapat bertumbuh dalam iman dan kesempurnaan.

Salam penutup ini, meski singkat, mengajarkan kita tentang pentingnya sentuhan personal dalam hubungan, baik dalam konteks spiritual maupun kehidupan sehari-hari. Di tengah kesibukan dan komunikasi digital saat ini, tindakan sederhana seperti menulis surat pribadi atau memberikan pesan yang tulus dari hati ke hati memiliki nilai yang tak ternilai. 1 Korintus 16:21 mengingatkan kita bahwa di balik ajaran dan prinsip yang benar, ada hati yang mengasihi dan tangan yang siap menyalurkan kasih tersebut.

Menghayati ayat ini membawa kita pada refleksi bagaimana kita sendiri dapat menunjukkan kasih dan perhatian yang tulus kepada orang-orang di sekitar kita, terutama dalam komunitas iman kita. Penggunaan "tangan sendiri" oleh Paulus adalah sebuah teladan bagaimana kasih dapat diekspresikan secara konkret dan pribadi, mempererat ikatan persaudaraan di dalam Kristus.