"Karena apa urusanku menghakimi mereka yang di luar? Bukankah kamu sendiri yang menghakimi mereka yang di dalam?"
Surat 1 Korintus, yang ditulis oleh Rasul Paulus, merupakan salah satu surat yang paling penting dalam Perjanjian Baru. Surat ini ditujukan kepada jemaat di Korintus, sebuah kota yang ramai dan penuh dengan berbagai pengaruh budaya dan spiritual. Dalam surat ini, Paulus banyak membahas isu-isu praktis yang dihadapi oleh jemaat, termasuk masalah moralitas, perpecahan, dan tata cara ibadah. Ayat 1 Korintus 5:12 menjadi penekanan penting dalam konteks pembicaraan Paulus mengenai dosa dan penghakiman di dalam jemaat.
Dalam pasal 5, Paulus sedang mengatasi sebuah kasus dosa serius yang terjadi di tengah-tengah jemaat Korintus, yaitu persetubuhan sedarah antara seorang pria dengan ibu tirinya. Tindakan ini sangat memalukan dan mencemarkan nama baik jemaat serta kesaksian Kristus. Paulus dengan tegas memerintahkan jemaat untuk menyingkirkan orang fasik tersebut dari persekutuan mereka. Inilah yang menjadi latar belakang diucapkannya ayat kunci ini.
Ayat 1 Korintus 5:12, "Karena apa urusanku menghakimi mereka yang di luar? Bukankah kamu sendiri yang menghakimi mereka yang di dalam?", dengan jelas membedakan ranah penghakiman. Paulus menegaskan bahwa tugas dan tanggung jawab jemaat adalah untuk menjaga kemurnian dan kekudusan di dalam persekutuan mereka sendiri. Ketika ada dosa yang mencolok dan merusak di antara orang-orang percaya, jemaat memiliki otoritas dan kewajiban untuk bertindak, sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitabiah. Tindakan ini bukan sekadar hukuman, melainkan bertujuan untuk pemulihan, disiplin, dan pemeliharaan kesehatan rohani jemaat.
Namun, Paulus juga secara tegas mengatakan bahwa urusan penghakiman terhadap orang-orang yang berada di luar jemaat bukanlah tugas utama mereka. Hal ini bukan berarti jemaat harus mengabaikan keberadaan dosa di dunia luar atau bersikap apatis terhadap ketidakadilan. Sebaliknya, ini adalah pengingat tentang fokus tanggung jawab gereja. Gereja dipanggil untuk menjadi terang dan garam di dunia, yang berarti memberikan kesaksian yang benar melalui kehidupan yang kudus dan memberitakan Injil. Penghakiman akhir atas dunia akan datang dari Tuhan sendiri.
Penting untuk memahami nuansa dari ayat ini. Paulus tidak menganjurkan jemaat untuk menjadi eksklusif dan sombong terhadap dunia luar. Sebaliknya, ia mendorong disiplin internal yang bertanggung jawab agar kesaksian gereja tetap murni dan efektif. Dengan menjaga kebersihan di dalam rumah tangga Allah, jemaat dapat lebih baik menjangkau orang-orang yang tersesat di luar, membimbing mereka kepada kebenaran dan pertobatan. Penekanan pada "menghakimi mereka yang di dalam" menunjukkan pentingnya akuntabilitas rohani antar sesama orang percaya, dalam kasih dan kebenaran, demi kebaikan bersama dan kemuliaan Kristus.