1 Raja-raja 1:32

"Baiklah Daud tuanku raja menetapkan Salomo, anakku, menjadi raja menggantikan aku, dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku ini, sebab Dialah yang dipilih TUHAN."

Kerajaan yang Kokoh Pemilihan Ilahi

Ilustrasi: Simbol pemilihan dan stabilitas takhta.

Transisi Kekuasaan yang Krusial

Kitab 1 Raja-raja pasal 1 mengisahkan momen krusial dalam sejarah Israel kuno, yaitu transisi kekuasaan dari Raja Daud yang tua kepada penggantinya. Di tengah intrik istana dan ambisi putra-putra Daud yang lain, ayat 32 ini menjadi penegasan penting dari keinginan Daud sendiri. Permintaan Daud kepada Zadok, Natan, dan Benaya untuk menobatkan Salomo sebagai raja bukan sekadar keputusan politik, melainkan sebuah pernyataan iman yang mendalam. Ia secara eksplisit menyatakan bahwa Salomo adalah pilihan TUHAN.

Kata-kata "sebab Dialah yang dipilih TUHAN" adalah inti dari penegasan ini. Ini menunjukkan bahwa Daud bukan hanya mencari penerus yang kuat secara fisik atau cerdas secara strategi, tetapi ia mencari seseorang yang telah dipilih oleh Allah. Keyakinan ini memberikan legitimasi ilahi kepada pemerintahan Salomo dan menempatkannya di atas klaim-klaim lain yang mungkin muncul. Ini adalah momen di mana kehendak Allah dinyatakan melalui suara raja yang bijaksana.

Keutamaan Salomo dan Pelaksanaan Amanat

Amanat Raja Daud ini segera dilaksanakan. Zadok, imam besar, bersama imam-imam lain, membawa Salomo ke Gihon. Mereka meminyakinya dengan minyak urapan dari Kemah Suci, sebuah tindakan simbolis yang menandai penobatannya sebagai raja. Bunyi terompet dan seruan rakyat "Hidup Raja Salomo!" menggema, menunjukkan persetujuan dan dukungan mereka. Tindakan ini menegaskan kembali bahwa penobatan Salomo bukanlah hasil dari perebutan kekuasaan semata, melainkan sebuah proses yang disahkan oleh otoritas tertinggi, yaitu Allah.

Ayat 1 Raja-raja 1:32 adalah lebih dari sekadar sebuah kalimat; ia adalah fondasi spiritual bagi pemerintahan Salomo. Ini adalah pengingat bahwa dalam setiap aspek kehidupan, terutama kepemimpinan, pengakuan atas kedaulatan Tuhan adalah yang utama. Pemilihan Salomo oleh TUHAN, yang ditegaskan oleh Daud, membawa stabilitas dan harapan bagi kerajaan. Momen ini mengajarkan kita pentingnya mendengarkan suara Tuhan dalam membuat keputusan-keputusan besar dan meletakkan kepercayaan pada rencana-Nya, bahkan ketika situasi tampak kompleks.

Kisah ini juga menyoroti pentingnya ketaatan. Para pejabat kerajaan yang dipercaya oleh Daud, seperti Zadok, Natan, dan Benaya, segera bertindak sesuai perintah raja, menunjukkan integritas dan kesetiaan mereka. Ketaatan ini memastikan bahwa rencana Allah, yang diungkapkan melalui Daud, dapat terwujud tanpa hambatan yang berarti. Dengan demikian, 1 Raja-raja 1:32 bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga sebuah pelajaran abadi tentang kepemimpinan yang berakar pada iman dan ketaatan kepada kehendak Ilahi.