1 Raja-Raja 10: Kebesaran Ratu Syeba dan Kekayaan Salomo

"Maka datanglah ratu Syeba mendengar tentang kabar Salomo; ia datang untuk menguji Salomo dengan teka-teki, datang ke Yerusalem dengan sangat besar dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, serta emas yang berlimpah-limpah dan batu permata. Setelah ia sampai kepada Salomo, ia berbicara dengan segala apa yang ada dalam hatinya." (1 Raja-Raja 10:1-2)

Kitab 1 Raja-raja 10 menggambarkan puncak kejayaan dan kemakmuran Raja Salomo. Kisah ini diawali dengan kedatangan Ratu Syeba dari negeri yang jauh, tertarik oleh ketenaran Salomo akan kebijaksanaan dan kekayaannya. Ratu ini datang dengan maksud untuk menguji Salomo melalui pertanyaan-pertanyaan sulit dan teka-teki. Namun, yang ditemuinya adalah seorang raja yang tidak hanya mampu menjawab setiap pertanyaan, tetapi juga dikaruniai kebijaksanaan ilahi yang luar biasa, serta kekayaan materi yang tak terbayangkan sebelumnya.

Seluruh cerita ini menjadi bukti nyata atas berkat Tuhan yang melimpah kepada Salomo. Kekayaannya melampaui raja-raja lain di zamannya, dibuktikan dengan emas murni yang melimpah, permata, dan rempah-rempah berharga yang dibawa oleh Ratu Syeba, serta hasil perdagangan dan upeti yang terus mengalir. Istana Salomo, singgasananya yang terbuat dari gading dan dilapisi emas, serta meja makannya yang penuh dengan hidangan mewah, semuanya mencerminkan kemegahan yang luar biasa. Ratu Syeba sendiri terkesima melihat semua itu, bahkan ia mengakui bahwa cerita yang didengarnya tidak ada separuhnya dari kenyataan. Ia memuji Tuhan Israel atas berkat-Nya kepada Salomo.

Ilustrasi kekayaan dan kemegahan Raja Salomo

1 Raja-Raja 11: Kemunduran dan Perpecahan Kerajaan

"Tetapi raja Salomo mencintai perempuan asing yang banyak, selain anak perempuan Firaun, yakni perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Heth." (1 Raja-Raja 11:1)

Sayangnya, kemuliaan Salomo tidak berlangsung selamanya. Bab 1 Raja-raja 11 mencatat titik balik dalam kehidupan dan pemerintahannya, yaitu kejatuhannya yang tragis. Teks ini mengungkapkan bahwa Salomo, meskipun dianugerahi kebijaksanaan dan kekayaan yang luar biasa, tergelincir ke dalam dosa melalui kecintaannya yang berlebihan kepada perempuan-perempuan asing. Ia menikahi ratusan perempuan dari berbagai bangsa yang tidak disembah oleh bangsanya.

Kecintaan Salomo kepada para istrinya ini membawanya kepada kompromi iman. Ia membiarkan mereka mendirikan tempat-tempat ibadah bagi dewa-dewa mereka di Yerusalem, bahkan ia sendiri turut serta dalam penyembahan berhala tersebut. Perilaku ini sangat bertentangan dengan perintah Tuhan yang jelas: untuk menyembah hanya kepada TUHAN Allah Israel. Akibat dosa ini, murka Tuhan bangkit terhadap Salomo.

Tuhan menyatakan bahwa kerajaan yang telah Ia berikan kepada Salomo akan dirobek dan diberikan kepada hambanya, meskipun tidak pada masa hidup Salomo demi kehormatan Daud, ayahnya. Keturunan Salomo, Rehabeam, hanya akan memerintah atas satu suku. Puncak dari kehancuran ini adalah perpecahan kerajaan Israel menjadi dua: Kerajaan Utara (Israel) di bawah pimpinan Yerobeam, dan Kerajaan Selatan (Yehuda) yang tetap di bawah keturunan Salomo. Kisah ini menjadi peringatan keras tentang bahaya kompromi iman dan bagaimana dosa, sekecil apapun kelihatannya, dapat membawa konsekuensi yang dahsyat bagi individu dan bahkan seluruh bangsa. Kesuksesan duniawi tidak menjamin kesetiaan rohani, dan kejatuhan Salomo menjadi pelajaran abadi tentang pentingnya menjaga hubungan yang murni dengan Tuhan.