“Berat emas yang diterima Salomo dalam satu tahun ialah enam ratus enam puluh enam talenta emas.”
Ayat dari 1 Raja-Raja 10:14 ini memberikan gambaran yang sangat mencolok tentang betapa luar biasanya kekayaan Raja Salomo. Angka enam ratus enam puluh enam talenta emas, yang diterjemahkan dari bahasa aslinya, adalah jumlah yang sangat besar, bahkan jika diukur dengan standar modern sekalipun. Talenta adalah satuan berat kuno yang nilainya sangat substansial. Bayangkan saja, ini adalah jumlah yang terkumpul hanya dalam satu tahun masa pemerintahannya. Hal ini tentu saja membuat kita bertanya-tanya, bagaimana bisa seorang raja memiliki kekayaan sebanyak itu?
Keberlimpahan harta Salomo bukan datang begitu saja. Kitab Suci mencatat bahwa kekayaan ini merupakan hasil dari kebijaksanaan ilahi yang dianugerahkan Tuhan kepadanya, serta dari berbagai sumber pendapatan yang strategis. Salomo dikenal karena kecerdasan dan kelihaiannya dalam berdagang dan mengelola kerajaan. Ia membangun armada kapal dagang yang berlayar hingga ke negeri-negeri jauh seperti Tarsis, membawa pulang barang-barang berharga seperti emas, perak, gading, permata, dan rempah-rempah. Selain itu, ia juga menerima upeti dan hadiah dari raja-raja lain yang mengakui kehebatan dan kebijaksanaannya.
Kehidupan Salomo digambarkan sangat mewah. Istana-istananya dihiasi dengan emas dan perak, perabotan rumah tangganya terbuat dari bahan-bahan terbaik, bahkan jumlah perbekalan makanan untuk istananya saja sudah sangat mencengangkan. Keamanan kerajaannya juga sangat kokoh, menunjukkan stabilitas ekonomi yang luar biasa. Semua ini dikisahkan untuk menekankan betapa Tuhan memberkati umat-Nya ketika mereka hidup dalam ketaatan. Salomo adalah contoh raja yang diberi karunia luar biasa, baik dalam hal hikmat maupun kekayaan material.
Namun, penting untuk diingat bahwa ayat ini juga berfungsi sebagai pengingat. Kisah Salomo selanjutnya menunjukkan bagaimana kekayaan yang berlebihan, jika tidak dikelola dengan hati-hati dan penuh rasa syukur, dapat membawa pada kesombongan dan penyimpangan dari jalan Tuhan. Di akhir hidupnya, Salomo mulai menyimpang dari ajaran Tuhan karena pengaruh para istri asingnya, yang membawa serta dewa-dewa mereka. Ini menjadi pelajaran berharga bahwa keberlimpahan materi bukanlah jaminan kebahagiaan sejati atau kesetiaan kepada Tuhan.
Secara keseluruhan, 1 Raja-Raja 10:14 menggambarkan puncak kejayaan dan kemakmuran Raja Salomo, sebuah pencapaian yang luar biasa di masanya. Angka tersebut bukan sekadar statistik, melainkan sebuah gambaran monumental tentang bagaimana Tuhan dapat memberkati seseorang melampaui impian terliar, sekaligus memberikan pengajaran penting tentang tanggung jawab dan kesetiaan yang menyertai berkat tersebut.