"dan seribu enam ratus ela emas itu dipakainya untuk membuat benda-benda kecil, enam ratus ela dipakai untuk membuat gantungan-gantungan lampu; dan sisanya, seribu ela, dipakai untuk membuat perabotan emas."
Ayat 1 Raja-raja 10:17 melukiskan sebuah gambaran kemegahan yang luar biasa dari istana Raja Sulaiman. Ayat ini tidak hanya mencatat jumlah emas yang digunakan, tetapi juga memberikan detail tentang bagaimana emas tersebut diolah menjadi benda-benda yang indah dan fungsional. Seribu enam ratus ela emas, jumlah yang sangat besar, tidak hanya dibiarkan begitu saja, melainkan diukir menjadi "benda-benda kecil," yang bisa berarti perhiasan, ornamen, atau mungkin bagian dari arsitektur interior yang rumit. Ini menunjukkan betapa teliti dan berkesannya kerajinan tangan pada masa itu, di mana material yang paling berharga diubah menjadi karya seni yang detail.
Selanjutnya, enam ratus ela emas dihabiskan untuk membuat "gantungan-gantungan lampu." Bayangkan betapa megahnya ruangan-ruangan di istana yang diterangi oleh lampu-lampu yang digantung pada struktur emas. Ini bukan sekadar penerangan, tetapi juga pernyataan kekayaan dan kekuasaan yang memukau. Keindahan cahaya yang terpantul dari emas tentu menciptakan suasana yang tak terlukiskan. Ini adalah simbol kemakmuran yang melimpah, di mana kebutuhan dasar seperti penerangan pun dibuat dari logam mulia.
Bagian terakhir dari ayat ini menyebutkan bahwa sisa emas, yang jumlahnya seribu ela, "dipakai untuk membuat perabotan emas." Perabotan di sini bisa mencakup segala sesuatu mulai dari meja, kursi, wadah, hingga elemen-elemen dekoratif lainnya. Penggunaan emas untuk perabotan menandakan tingkat kemewahan yang ekstrem, di mana setiap aspek kehidupan sehari-hari di istana dipenuhi dengan kemegahan. Emas tidak hanya menjadi simbol kekayaan, tetapi juga cerminan kebesaran dan kemuliaan yang dikaitkan dengan kekuasaan Raja Sulaiman.
Kekayaan Raja Sulaiman, seperti yang digambarkan dalam ayat ini, sering kali menjadi contoh dalam literatur keagamaan dan sejarah untuk menggambarkan puncak kemakmuran dan kebijaksanaan. Namun, penting juga untuk mengingat konteks yang lebih luas. Kekayaan yang begitu besar ini adalah anugerah dari Tuhan, sebagai pengakuan atas kesetiaan dan ketaatan Sulaiman. Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan tidak hanya tentang kemegahan materi, tetapi juga tentang sumber segala kemakmuran dan bagaimana hal itu dapat digunakan dengan bijak. Kehidupan di istana Sulaiman adalah gambaran dari masa keemasan bagi bangsa Israel, masa di mana mereka menikmati kedamaian dan kekayaan yang luar biasa di bawah kepemimpinan yang diberkati.