"Dan ia (Hadad) pergi ke Mesir, kepada Firaun, raja Mesir, yang memberikan kepadanya rumah, dan memberinya makanan, dan memberinya tanah."
Ayat 1 Raja-raja 11:19 ini memperkenalkan kita pada sosok Hadad, seorang pangeran dari keturunan raja Edom. Kisah ini merupakan bagian dari narasi yang lebih luas mengenai pemerintahan Raja Salomo yang mulia, namun juga penuh dengan tantangan dan pemberontakan di akhir masa jabatannya. Hadad adalah salah satu dari berbagai tokoh yang muncul sebagai ancaman terhadap kekuasaan Israel yang didirikan oleh Daud dan dikembangkan oleh Salomo. Peristiwa yang menyebabkan pelarian Hadad ke Mesir sangatlah tragis. Ketika Daud, raja Israel, menaklukkan Edom, hampir seluruh kaum pria Edom yang gagah perkasa dibantai. Ayah Hadad, yang kemungkinan besar adalah raja Edom saat itu, termasuk di antara mereka yang tewas.
Dalam kekacauan dan kekejaman perang tersebut, Hadad, yang masih kecil, berhasil diselamatkan oleh para hamba ayahnya. Bersama para pengawalnya, ia melarikan diri ke tanah Mesir yang saat itu merupakan kekuatan besar di kawasan tersebut. Keberadaan Mesir sebagai tempat perlindungan bagi Hadad bukanlah suatu kebetulan. Mesir seringkali menjadi penyeimbang kekuatan bagi kerajaan-kerajaan tetangganya, dan menyambut musuh-musuh Israel adalah taktik yang bisa saja mereka gunakan.
Kedatangan Hadad di Mesir disambut dengan baik oleh Firaun. Ayat ini secara spesifik menyebutkan bahwa Firaun memberikan Hadad sebuah rumah, makanan, dan bahkan tanah. Ini menunjukkan tingkat penerimaan yang cukup tinggi, bahkan mungkin sebuah pengakuan tersendiri. Firaun tidak hanya memberikan perlindungan fisik, tetapi juga dukungan material yang memungkinkan Hadad untuk hidup layak dan bahkan berkembang di negeri asing. Hal ini bisa diartikan sebagai langkah strategis Firaun untuk menjaga potensi aset yang kelak bisa digunakan untuk melemahkan Israel, atau sekadar menunjukkan kemurahan hati kepada seorang pangeran yang kehilangan segalanya.
Kehidupan Hadad di Mesir ini sangat penting dalam konteks pemberontakan yang akan datang. Ia tumbuh di lingkungan istana Mesir, mendapatkan pendidikan dan mungkin juga pengalaman yang membentuk dirinya. Keberadaan Hadad di Mesir menjadi sumber kecemasan bagi Salomo. Ketika Salomo beranjak tua dan imannya mulai goyah, Tuhan membangkitkan musuh-musuh terhadapnya. Hadad adalah salah satunya. Ia akhirnya kembali dari Mesir setelah mendengar kematian Yoab dan raja Daud, siap untuk mengambil kembali takhta nenek moyangnya dan menentang kekuasaan Israel. Kisah Hadad ini menjadi pengingat akan konsekuensi yang meluas dari perang dan bagaimana tindakan kekerasan dapat menumbuhkan bibit pemberontakan di masa depan. Kehidupan Hadad di Mesir, yang dimulai dengan pelarian dan perlindungan, kemudian berubah menjadi dasar dari sebuah gerakan perlawanan yang menguji kekuatan kerajaan Israel.
Simbol perlindungan dan pemulihan.