Ayat Yesaya 51:17 adalah sebuah seruan yang penuh kuasa dan pengharapan dari Allah bagi umat-Nya. Dalam konteksnya, ayat ini muncul di tengah-tengah masa pembuangan dan kesusahan bangsa Israel, khususnya setelah kehancuran Yerusalem dan Bait Suci. Allah berbicara melalui Nabi Yesaya untuk memberikan janji pemulihan yang tak tergoyahkan.
Seruan "Bangkitlah, bangkitlah" menunjukkan urgensi dan pentingnya pesan ini. Ini bukan sekadar ajakan pasif, melainkan panggilan untuk bertindak, untuk bangkit dari keterpurukan, kesedihan, dan rasa putus asa. Bangsa Israel sedang dilanda kehancuran, kehilangan identitas, dan merasakan beratnya hukuman. Namun, Allah mengingatkan mereka bahwa akhir dari penderitaan mereka bukanlah kehancuran total, melainkan sebuah permulaan baru yang penuh kemuliaan.
Frasa "Kenakanlah pakaian keagunganmu" berbicara tentang pemulihan martabat dan status. Selama pembuangan, mereka tidak hanya kehilangan rumah, tetapi juga kemuliaan mereka sebagai umat pilihan Allah. Mereka diperlakukan dengan hina dan terbuang. Namun, Allah berjanji untuk mengembalikan kejayaan mereka, seperti seorang raja yang mengenakan pakaian kebesarannya. Ini menyiratkan pengembalian kekuasaan, kehormatan, dan hubungan yang dipulihkan dengan Allah.
Bagian "Lepaskanlah belenggu-belenggu dari lehermu" adalah gambaran kuat tentang kebebasan dari perbudakan dan penindasan. Bangsa Israel telah merasakan pahitnya hidup di bawah kekuasaan bangsa asing, diperbudak, dan dihinakan. Belenggu melambangkan ketidakberdayaan, keterikatan, dan rasa sakit. Allah dengan tegas menyatakan bahwa masa penindasan itu akan berakhir. Mereka akan dibebaskan dari segala bentuk belenggu, baik fisik maupun spiritual.
"Hai puteri Sion yang tertawan" menegaskan kembali identitas mereka sebagai umat perjanjian Allah. Meskipun saat itu mereka dalam kondisi tertawan, Allah tetap melihat mereka sebagai "puteri Sion" yang berharga. Kata "tertawan" menekankan kondisi mereka yang sedang mengalami kesengsaraan, namun juga mengandung implikasi bahwa ketawanan itu bersifat sementara dan akan diakhiri oleh campur tangan ilahi. Allah memiliki rencana penebusan dan pemulihan bagi umat-Nya.
Ayat ini memberikan perspektif yang sangat penting bagi umat percaya. Dalam kehidupan pribadi, kita juga bisa mengalami masa-masa sulit, rasa tertawan oleh dosa, kesulitan, atau keputusasaan. Yesaya 51:17 mengingatkan kita bahwa Allah tidak meninggalkan kita. Dia memiliki kekuatan untuk membangkitkan kita, memulihkan martabat kita, dan membebaskan kita dari segala belenggu yang mengikat.
Pemulihan yang dijanjikan bukan hanya bersifat duniawi, tetapi juga rohani. Ia berbicara tentang pemulihan hubungan dengan Allah, pengampunan dosa, dan kehidupan baru dalam Kristus. Seperti bangsa Israel yang akhirnya kembali dari pembuangan, kita pun dipanggil untuk bangkit, melepaskan beban masa lalu, dan mengenakan identitas baru kita sebagai anak-anak Allah yang dikasihi, yang hidup dalam kemuliaan-Nya.