1 Raja-Raja 11:31 - Peringatan dan Konsekuensi

"Dan ia berkata kepada Yerobeam: "Ambillah engkau sepuluh bagian; sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Lihat, Aku akan mengoyakkan kerajaan dari tangan Salomo dan akan memberikan sepuluh suku kepadamu."

Simbol pembagian dan perubahan nasib.

Ayat 1 Raja-Raja 11:31 merupakan titik balik krusial dalam sejarah Kerajaan Israel. Ayat ini mencatat firman Tuhan yang disampaikan melalui Nabi Ahia kepada Yerobeam bin Nebat, seorang pegawainya Salomo. Inti dari firman ini adalah sebuah peringatan keras dan konsekuensi yang akan menimpa kerajaan yang dibangun Salomo. Tuhan memutuskan untuk mengoyakkan kerajaan tersebut dan memberikannya kepada Yerobeam, namun hanya sebagian, yaitu sepuluh suku.

Konteks sebelum ayat ini menjelaskan mengapa Tuhan mengambil keputusan drastis tersebut. Salomo, yang awalnya dikenal bijaksana dan diberkati Tuhan, pada akhir hidupnya bergeser dari jalan Tuhan. Ia mengizinkan banyak istri asing yang menyembah dewa-dewa lain, dan bahkan membangun tempat-tempat ibadah bagi dewa-dewa mereka. Tindakan ini dipandang sebagai pengkhianatan terhadap perjanjian yang telah dibuat Israel dengan Tuhan. Kesetiaan kepada Tuhan adalah fondasi utama perjanjian ini, dan penyembahan berhala adalah pelanggaran yang tidak dapat ditoleransi.

Firman Tuhan yang diucapkan kepada Yerobeam bukanlah sekadar ancaman, melainkan sebuah nubuat yang pasti akan terjadi. Tuhan tidak bertindak sembarangan; keputusan-Nya didasarkan pada ketaatan dan ketidaktaatan umat-Nya. Dalam kasus Salomo, ketidaktaatannya membawa dampak besar, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi seluruh bangsa. Pemberian sepuluh suku kepada Yerobeam menandai perpecahan kerajaan yang sebelumnya utuh. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan pribadi seorang pemimpin dapat berdampak luas pada seluruh umat.

Bagi Yerobeam, ayat ini merupakan awal dari perjalanan kekuasaan. Ia diberi janji untuk memimpin sebagian besar umat Israel. Namun, cerita selanjutnya dalam Kitab Raja-Raja juga memperingatkan Yerobeam akan kesalahannya sendiri. Ia mendirikan patung anak lembu di Dan dan Betel untuk mencegah rakyatnya pergi ke Yerusalem, yang merupakan tindakan penyembahan berhala yang sama yang telah menyebabkan kehancuran bagi kerajaan Salomo. Ini mengajarkan kita bahwa pemberian kekuasaan atau kesempatan tidak menjamin kesuksesan jika tidak disertai dengan ketaatan kepada Tuhan.

Makna mendalam dari 1 Raja-Raja 11:31 terus relevan hingga kini. Ayat ini mengingatkan setiap individu, terutama mereka yang berada dalam posisi kepemimpinan, akan pentingnya menjaga kesetiaan kepada Tuhan. Konsekuensi dari ketidaktaatan bisa sangat berat, dan tindakan kita memiliki potensi untuk mempengaruhi orang lain. Tuhan adalah Allah yang setia, namun Ia juga Allah yang adil. Ia menghargai ketaatan dan menegakkan kebenaran. Peringatan dalam ayat ini seharusnya menjadi panggilan untuk introspeksi diri dan refleksi mendalam tentang komitmen kita terhadap prinsip-prinsip ilahi dalam kehidupan pribadi maupun dalam masyarakat.