Ayat Mazmur 85:7, "Bukankah Engkau yang akan menghidupkan kami kembali, sehingga umat-Mu bersukacita karena Engkau?", adalah seruan yang mendalam dari hati yang merindukan pemulihan dan kebangunan rohani. Ayat ini bukanlah sekadar permintaan biasa, melainkan pengakuan atas ketergantungan total umat Tuhan kepada kuasa-Nya untuk membangkitkan kembali kehidupan yang layu dan semangat yang padam.
Dalam konteks kitab Mazmur, seringkali kita menemukan umat Tuhan menghadapi berbagai kesulitan, kesulitan, atau bahkan kehancuran. Situasi seperti ini dapat melahirkan keputusasaan dan perasaan ditinggalkan. Namun, di tengah kegelapan tersebut, muncul iman yang teguh dan keyakinan bahwa hanya Tuhanlah sumber kehidupan dan pemulihan yang sejati. Permohonan "menghidupkan kami kembali" mencerminkan kerinduan untuk merasakan hadirat Tuhan yang segar, mengalami pengampunan dosa, dan kembali kepada jalan kebenaran-Nya.
Pemulihan yang dimaksud dalam ayat ini bukan hanya bersifat fisik atau materi, tetapi terutama bersifat spiritual. Ini adalah tentang hati yang kembali bersemangat, jiwa yang disegarkan, dan hubungan yang dipulihkan dengan Sang Pencipta. Ketika umat Tuhan mengalami kebangunan rohani ini, sukacita yang melimpah akan hadir. Sukacita ini bukanlah sukacita semu yang bergantung pada keadaan duniawi, melainkan sukacita mendalam yang bersumber dari hubungan yang dipulihkan dengan Tuhan.
Rasa syukur dan kebahagiaan ini akan terpancar dalam seluruh aspek kehidupan. Umat Tuhan akan dipenuhi dengan harapan, keberanian, dan kasih karunia untuk menghadapi tantangan apa pun. Ayat ini mengingatkan kita bahwa kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan, untuk menemukan kembali tujuan hidup, dan untuk mengalami sukacita yang berkelanjutan, sepenuhnya bergantung pada kuasa ilahi. Tanpa campur tangan-Nya, kita hanyalah debu yang mudah tercerai-berai.
Oleh karena itu, Mazmur 85:7 menjadi pengingat yang kuat bagi setiap individu dan jemaat untuk terus berseru kepada Tuhan, mengakui kelemahan diri, dan memohon agar Dia mengintervensi. Ketika kita memohon pemulihan, kita juga memohon agar hati kita dipenuhi dengan sukacita yang bersumber dari hubungan yang hidup dengan-Nya. Ini adalah janji dan harapan yang abadi: bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang sanggup menghidupkan kembali, memulihkan, dan memberikan sukacita yang tak terhingga kepada umat-Nya yang berseru kepada-Nya dengan tulus.