1 Raja-raja 11:6 - Peringatan yang Terlupakan

"Sebab Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; ia tidak mengikuti TUHAN dengan sepenuh hati, seperti Daud, ayahnya."

Ilustrasi simbolis tentang seorang raja yang berpaling dari jalan kebenaran. Hati yang Terbagi
Simbol hati yang terbelah dan mahkota yang sedikit miring menggambarkan pergeseran fokus.

Kisah Salomo dan Peringatan Ilahi

Ayat yang tertera dalam 1 Raja-raja 11:6 adalah sebuah pengingat tajam mengenai keadaan spiritual Raja Salomo di akhir masa pemerintahannya. Kisahnya adalah salah satu contoh paling dramatis dalam Alkitab tentang bagaimana seseorang yang dianugerahi hikmat luar biasa dan berkat melimpah dari Tuhan, dapat akhirnya menyimpang dari jalan yang benar. Kegenapan hikmat yang diminta Salomo dari Tuhan di awal masa pemerintahannya (1 Raja-raja 3) seharusnya menjadi landasan bagi kesetiaan yang teguh. Namun, ayat ini menegaskan bahwa Salomo "tidak mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati, seperti Daud, ayahnya."

Perbandingan dengan Daud, ayahnya, sangat signifikan. Daud, meskipun memiliki kesalahannya sendiri, seringkali digambarkan sebagai manusia yang "sesuai dengan hati Tuhan" (Kisah Para Rasul 13:22). Ketaatannya ditandai dengan kerendahan hati, pengakuan dosa, dan kerinduan yang mendalam untuk menyenangkan Tuhan. Sebaliknya, Salomo, yang memulai pemerintahannya dengan api iman yang membara, perlahan-lahan membiarkan hatinya terbagi.

Dampak Paling Menyakitkan: Hati yang Berpaling

Apa yang menyebabkan pergeseran ini? Alkitab mencatat bahwa Salomo jatuh cinta kepada banyak perempuan asing, bahkan putri-putri raja dari bangsa-bangsa yang Tuhan telah perintahkan umat-Nya untuk tidak bergaul dengan mereka. Cinta ini bukan hanya sekadar hubungan romantis, melainkan juga membawa pengaruh kultural dan religius yang besar. Para istri asing ini membujuk Salomo untuk menyembah berhala-berhala mereka, dan dalam usianya yang tua, Salomo membangun tempat-tempat ibadah bagi dewa-dewi mereka di atas bukit di depan Yerusalem.

Penyembahan berhala ini adalah pelanggaran langsung terhadap perjanjian Tuhan dan mencerminkan hilangnya komitmen Salomo "dengan sepenuh hati." Ketika hati seseorang tidak sepenuhnya tertuju kepada Tuhan, celah akan muncul. Celah ini dapat diisi oleh berbagai hal yang mengalihkan fokus dari Sang Pencipta: keinginan duniawi, kesenangan pribadi, atau bahkan ambisi yang tidak lagi selaras dengan kehendak ilahi. Ayat 1 Raja-raja 11:6 bukan sekadar catatan sejarah, melainkan peringatan abadi tentang bahaya mengendurkan ikat spiritual. Ini mengajarkan bahwa kesetiaan kepada Tuhan memerlukan perhatian dan komitmen yang terus-menerus, dan bahkan pencapaian terbesar pun tidak menjamin kekebalan dari kejatuhan spiritual.