1 Raja-Raja 11:7 - Kebijaksanaan dan Kekecewaan Salomo

"Dan Salomo mendirikan mezbah untuk Kemos, dewa Moab, di gunung yang di depan Yerusalem, dan untuk Molekh, dewa bani Amon."
Simbol Pengingat

Ayat 1 Raja-Raja 11:7 mencatat sebuah momen tragis dalam sejarah Israel, yaitu kemurtadan Raja Salomo yang pernah sangat bijaksana. Ayat ini secara gamblang menggambarkan bagaimana Salomo, yang seharusnya menjadi teladan bagi umat Tuhan, justru mendirikan tempat-tempat ibadah bagi dewa-dewa asing. Tindakan ini bukanlah sekadar kesalahan kecil, melainkan sebuah penyimpangan besar dari iman yang telah diajarkan dan dijunjung tinggi oleh leluhurnya.

Pada awalnya, pemerintahan Salomo ditandai dengan kebijaksanaan ilahi yang luar biasa, yang membuatnya terkenal ke seluruh penjuru dunia. Ia dianugerahi hikmat oleh Tuhan sendiri, yang memungkinkannya untuk memerintah dengan adil dan membuat keputusan yang bijaksana. Ia juga membangun Bait Suci yang megah di Yerusalem, sebuah tempat yang didedikasikan untuk penyembahan kepada TUHAN. Namun, seiring berjalannya waktu, godaan dan pengaruh dari banyak istri asingnya mulai merusak integritas rohaninya. Alkitab mencatat bahwa Salomo memiliki banyak istri dan gundik dari bangsa-bangsa yang tidak mengenal TUHAN.

Pengaruh ini akhirnya membawa konsekuensi yang mengerikan. Ayat 1 Raja-Raja 11:7 secara spesifik menyebutkan pembangunan mezbah bagi Kemos, dewa Moab, dan Molekh, dewa bani Amon. Kemos dan Molekh adalah dewa-dewa yang terkait dengan praktik keagamaan yang mengerikan, termasuk pengorbanan anak-anak. Tindakan mendirikan mezbah bagi mereka di "gunung yang di depan Yerusalem" menunjukkan ketidakpedulian Salomo terhadap kesucian tanah perjanjian dan penolakan terang-terangan terhadap perintah Tuhan untuk tidak menyembah dewa lain.

Peristiwa ini menjadi pengingat yang kuat tentang kerapuhan manusia, bahkan bagi mereka yang memiliki karunia rohani yang besar. Kebijaksanaan tanpa keteguhan iman bisa menjadi rapuh. Pengaruh lingkungan dan keputusan pribadi yang salah dapat menjauhkan seseorang dari jalan kebenaran. Ayat ini mengajarkan pentingnya menjaga hati dan pikiran agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang bertentangan dengan ajaran ilahi. Kekecewaan yang ditimbulkan oleh kemurtadan Salomo berdampak panjang bagi kerajaan Israel, yang pada akhirnya terpecah menjadi dua kerajaan.

Kisah Salomo dan ayat 1 Raja-Raja 11:7 mengajarkan kita bahwa kesetiaan kepada Tuhan harus menjadi prioritas utama dalam hidup. Godaan untuk menyimpang bisa datang dari berbagai arah, dan seringkali dimulai dari langkah-langkah kecil. Penting untuk senantiasa memeriksa diri, menguatkan iman, dan menjauhi segala sesuatu yang dapat membawa kita menjauh dari hadirat Tuhan. Kebijaksanaan sejati tidak hanya terletak pada pengetahuan, tetapi juga pada tindakan ketaatan dan kesetiaan yang teguh kepada Sang Pencipta.