Kisah dari Kitab 1 Raja-raja ini membawa kita pada momen dramatis yang penuh dengan pesan ilahi. Ayat 1 Raja-raja 13:5 mencatat sebuah peristiwa yang tidak hanya mengejutkan tetapi juga menjadi pengingat kuat akan kedaulatan Tuhan dan konsekuensi dari ketidaktaatan.
Dalam konteks pasal ini, kita diperkenalkan dengan seorang nabi yang datang dari Yehuda ke Betel atas perintah Tuhan untuk menentang mezbah yang didirikan oleh Raja Yerobeam. Yerobeam, raja dari Kerajaan Israel Utara, telah menyimpang dari jalan Tuhan dengan mendirikan tempat-tempat penyembahan berhala dan memimpin umat untuk menyembah ilah lain. Tindakan ini merupakan pelanggaran berat terhadap perintah Tuhan.
Nabi ini diberi tugas penting: menyampaikan firman Tuhan yang menentang mezbah tersebut. Ketika ia berseru menentang mezbah itu, sebuah kejadian luar biasa terjadi. Ayat 5 dengan jelas menggambarkan:
"Dan juga tanda terjadi: mezbah itu terbelah, dan abu berhamburan dari mezbah itu, sesuai dengan tanda yang diberikan oleh orang dari Allah itu dengan firman TUHAN."
Tindakan ini bukanlah kebetulan, melainkan bukti nyata dari kekuasaan Tuhan yang bekerja melalui hamba-Nya. Terbelahnya mezbah dan berhamburannya abu adalah manifestasi fisik dari ketidaksetujuan Tuhan terhadap penyembahan berhala dan ketidaktaatan yang dilakukan oleh Yerobeam dan rakyatnya. Ini adalah sebuah tanda yang tak terbantahkan, sebuah demonstrasi kuasa ilahi yang seharusnya mengguncang hati setiap orang yang menyaksikannya.
Ilustrasi artistik terbelahnya mezbah dan keluarnya abu.
Peristiwa ini bukan hanya sebuah drama kuno, tetapi memiliki relevansi abadi. Ia mengajarkan kita tentang pentingnya kebenaran dan bahaya dari kemunafikan serta penyimpangan dari ajaran yang murni. Tuhan tidak diam terhadap dosa dan penyembahan berhala. Melalui tanda-tanda-Nya, Ia berupaya menarik perhatian umat-Nya kembali kepada-Nya.
Kisah ini juga menyoroti keberanian seorang hamba Tuhan yang setia dalam menyampaikan pesan yang sulit dan mungkin tidak populer. Terlepas dari ancaman atau penolakan yang mungkin dihadapi, nabi itu berdiri teguh menyampaikan firman Tuhan. Kepatuhannya membuahkan hasil berupa manifestasi kuasa ilahi yang membuktikan kebenaran pesannya.
Di dunia modern ini, kita mungkin tidak melihat mezbah fisik yang terbelah. Namun, konsep penyimpangan, penyembahan berhala (dalam bentuk materi, kekuasaan, atau ego), dan ketidaktaatan masih tetap relevan. 1 Raja-raja 13:5 mengingatkan kita untuk senantiasa memeriksa hati kita, memastikan bahwa penyembahan kita tertuju kepada Tuhan yang benar, dan untuk berani berdiri teguh pada kebenaran, bahkan ketika hal itu sulit.
Firman Tuhan adalah sumber kebijaksanaan dan bimbingan yang abadi. Kisah ini, yang ditandai dengan peristiwa luar biasa, terus berbicara kepada kita, mendorong kita untuk hidup dalam ketaatan, integritas, dan kesetiaan kepada Sang Pencipta. Tanda yang terjadi pada mezbah di Betel adalah peringatan dan pengingat yang kuat dari Tuhan yang tak pernah berhenti peduli pada umat-Nya.