2 Raja-Raja 22:8 - Penemuan Kitab Hukum Taurat

"Dan Imam Besar Hilkia berkata kepada panitera Safan: "Aku menemukan kitab Taurat di rumah TUHAN." Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan membawanya."
T

Kisah penemuan Kitab Hukum Taurat di Bait Suci pada masa pemerintahan Raja Yosia adalah salah satu momen paling krusial dalam sejarah Israel. Ayat 2 Raja-Raja 22:8 mencatat dengan ringkas peristiwa penting ini: Imam Besar Hilkia menemukan sebuah kitab di tengah-tengah perbaikan dan pembersihan Bait Suci yang telah lama terabaikan.

Pada waktu itu, bangsa Israel telah menyimpang jauh dari ajaran TUHAN. Kehidupan rohani mereka merosot, dan perintah-perintah Allah terlupakan. Bait Suci, pusat ibadah dan persekutuan dengan Allah, mengalami kerusakan dan pengabaian serupa. Raja Yosia, yang naik takhta pada usia muda, memulai sebuah pembaruan yang menyeluruh. Bagian dari pembaruan ini adalah upaya untuk memperbaiki dan membersihkan Bait Suci.

Di tengah kesibukan tersebut, Hilkia menemukan sebuah kitab. Konteks penemuan ini menyiratkan bahwa kitab tersebut telah lama hilang atau tersembunyi, mungkin akibat ketidakpedulian atau bahkan kesengajaan untuk menyembunyikannya dari pandangan publik. Penemuan ini bukanlah sekadar penemuan artefak kuno, melainkan penemuan kembali landasan iman dan hukum bagi seluruh bangsa Israel. Kitab yang ditemukan ini dipercaya adalah kitab Taurat yang berisi hukum-hukum, perintah-perintah, dan janji-janji Allah yang diberikan melalui Musa.

Ketika Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, seorang juru tulis kerajaan, amanah besar diemban. Safan kemudian membawa kitab tersebut kepada Raja Yosia. Reaksi raja terhadap kitab ini sungguh luar biasa. Setelah mendengar pembacaan firman Allah yang terkandung di dalamnya, Raja Yosia merobek pakaiannya, sebuah tanda dukacita dan penyesalan yang mendalam atas dosa bangsa dan ketidaktaatan mereka terhadap Allah. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya Yosia menanggapi firman yang baru saja ditemukannya.

Penemuan Kitab Taurat ini memicu sebuah gerakan pembaruan rohani dan keagamaan yang dahsyat di bawah kepemimpinan Raja Yosia. Ia memerintahkan agar seluruh isi kitab itu dibacakan di hadapan seluruh rakyat, baik yang tua maupun yang muda, di Yerusalem dan di seluruh Yehuda. Kesadaran akan pelanggaran hukum Allah membawa bangsa itu kepada pertobatan yang tulus. Yosia menghancurkan berhala-berhala, membersihkan Bait Suci dari segala praktik penyembahan berhala, dan memulihkan perayaan Paskah sesuai dengan ketentuan dalam Kitab Taurat. Peristiwa ini menjadi titik balik yang signifikan, mengembalikan bangsa Israel pada jalan ketaatan dan kesetiaan kepada TUHAN.

Kisah ini mengajarkan kita pentingnya firman Tuhan dalam kehidupan. Firman Allah adalah sumber kebenaran, panduan hidup, dan peta jalan menuju pemulihan spiritual. Seperti bangsa Israel di masa Yosia, kita pun dapat kehilangan arah jika menjauh dari firman. Penemuan kembali dan ketaatan pada firman Tuhan adalah kunci untuk menemukan kembali hubungan yang benar dengan Allah dan mengalami pembaharuan dalam hidup pribadi maupun komunitas.