Adapun ketika Yerobeam, anak Nebat, sudah menjadi raja, maka ia berbuat dosa dan menyesatkan Israel.
Ialah keturunan Efraim dari Zereda. Ibunya seorang perempuan janda bernama Zerua.
Simbol Pembagian Kitab dan Pasal
Pasal 14 dari Kitab 1 Raja-Raja membawa kita pada kisah yang krusial mengenai dampak kepemimpinan yang menyimpang dari jalan Tuhan. Pasal ini secara khusus menyoroti periode pemerintahan Yerobeam di Kerajaan Israel Utara dan Rehabeam di Kerajaan Yehuda. Setelah perpecahan kerajaan Israel setelah kematian Salomo, kedua raja ini memimpin generasi pertama dari kerajaan yang terpisah. Fokus utama pasal ini adalah pada tindakan-tindakan Yerobeam yang terus menerus menyesatkan umat Israel, serta konsekuensi yang mengikuti kesalahannya.
Yerobeam, yang dikenal karena kecerdikan dan ambisinya, telah mendirikan patung lembu di Betel dan Dan sebagai pusat penyembahan. Tujuannya adalah untuk mencegah rakyatnya pergi ke Yerusalem, yang masih dikuasai oleh suku Yehuda, untuk beribadah. Tindakan ini, meskipun mungkin tampak strategis secara politik, merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap perintah Tuhan untuk menyembah hanya di satu tempat yang dipilih-Nya dan larangan membuat patung. Akibatnya, seluruh Kerajaan Israel Utara terjerumus dalam penyembahan berhala, sebuah dosa yang menjadi ciri khas mereka sepanjang sejarah.
Pasal ini juga mencatat kunjungan seorang nabi dari Yehuda ke Betel untuk memperingatkan Yerobeam. Nabi tersebut dengan berani menyampaikan pesan penghakiman dari Tuhan, bahkan memperingatkan tentang kehancuran mezbah dan pengeringan tangan Yerobeam. Meskipun Yerobeam awalnya menunjukkan sikap ingin tahu dan bahkan meminta doa dari nabi tersebut, hatinya tetap keras. Namun, ada kisah menarik mengenai nabi tua yang tinggal di Betel yang ditipu oleh nabi muda dari Yehuda, yang menyebabkan nabi muda itu mati karena dilukai oleh singa. Ini menjadi peringatan lain tentang bahaya ketidaktaatan dan penipuan.
Sementara itu, Rehabeam di Yerusalem juga menghadapi tantangan. Meskipun ia mewarisi takhta Yehuda, pemerintahannya tidak luput dari kesalahan. Pasal ini mencatat bahwa Rehabeam pun melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sebab mereka juga melakukan persundalan dan membangun tempat-tempat tinggi serta tugu-tugu berhala. Keadaan di kedua kerajaan mencerminkan kegagalan kepemimpinan spiritual dan moral yang meluas. Keturunan mereka, baik di utara maupun di selatan, terus bergulat dengan godaan untuk menyimpang dari perjanjian dengan Tuhan.
Kisah Yerobeam dan Rehabeam dalam 1 Raja-Raja 14 menjadi pelajaran abadi tentang pentingnya ketaatan kepada Tuhan dalam pemerintahan dan kehidupan pribadi. Penyembahan berhala dan kesesatan spiritual yang dipimpin oleh para raja ini memiliki dampak jangka panjang yang menghancurkan bagi umat Israel. Ini mengingatkan kita bahwa setiap generasi harus secara sadar memilih untuk mengikuti jalan Tuhan dan waspada terhadap godaan yang dapat membawa mereka menjauh dari-Nya. Kesalahan kepemimpinan dapat memiliki konsekuensi yang luas, mempengaruhi seluruh umat yang mereka pimpin.