1 Raja-raja 15:28 - Peringatan Dosa dan Keadilan Ilahi

"Ia menggenapi juga apa yang dikatakan TUHAN: sebab ia melakukan dosa di Betel dan mendirikan Mezbah di sana, yang ia perbuat dalam dua perbuatan dosa itu, yakni dalam dosa Yerobeam bin Nebat, yang telah memimpin orang Israel dalam dosa."
Peringatan

Kitab 1 Raja-raja merupakan catatan sejarah yang kaya akan kisah para raja Israel, baik yang memerintah di utara (Kerajaan Israel) maupun di selatan (Kerajaan Yehuda). Di dalamnya, kita menemukan gambaran tentang kepemimpinan, iman, pemberontakan, dan konsekuensi dari setiap pilihan. Ayat 1 Raja-raja 15:28 membawa kita pada salah satu momen penting dalam sejarah Kerajaan Israel Utara, yaitu pada masa pemerintahan Baesa. Ayat ini bukan sekadar sebuah fakta sejarah, melainkan sebuah pengingat yang mendalam tentang keadilan ilahi dan dampak dosa yang berulang.

Ayat tersebut secara spesifik menyebutkan bahwa Baesa melakukan apa yang telah difirmankan TUHAN, yang berarti ia menyelesaikan tindakan-tindakan kejahatan yang telah dimulai oleh raja-raja sebelumnya, terutama Yerobeam bin Nebat. Yerobeam adalah raja pertama dari Kerajaan Israel Utara setelah perpecahan kerajaan. Untuk memperkuat kekuasaannya dan mencegah rakyatnya kembali ke Yerusalem untuk beribadah di Bait Suci, ia mendirikan dua patung anak lembu, satu di Betel dan satu lagi di Dan. Ia juga menetapkan tempat-tempat ibadah baru dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat biasa, bukan dari suku Lewi. Tindakan ini merupakan pelanggaran langsung terhadap perintah Allah untuk menyembah hanya kepada-Nya dan melarang pembuatan patung berhala.

Baesa, dalam pemerintahannya, meneruskan dan bahkan menggenapi dosa-dosa ini. Kalimat "Ia menggenapi juga apa yang dikatakan TUHAN" menunjukkan bahwa tindakan Baesa bukan hanya pengulangan dosa, tetapi merupakan penegasan terhadap jalan pemberontakan yang telah ditetapkan oleh pendahulunya. Ia secara aktif berpartisipasi dalam kejahatan yang sama, terutama yang terkait dengan pusat ibadah berhala di Betel. Tindakannya melakukan dosa di Betel dan mendirikan Mezbah di sana, yang dihubungkan dengan "dua perbuatan dosa itu," menggarisbawahi keseriusan dosanya. Ini adalah pengulangan dari dosa Yerobeam, yang pertama adalah mendirikan Mezbah di Betel dengan patung anak lembu, dan yang kedua adalah memimpin seluruh Israel ke dalam dosa melalui praktik penyembahan berhala ini.

Pesan dari ayat ini sangat kuat: dosa yang tidak dipertobatkan akan terus berlanjut dan bahkan semakin parah dari generasi ke generasi. Allah tidak mengabaikan kejahatan umat-Nya. Keadilan-Nya pasti akan datang, meskipun mungkin tidak segera. Kitab Suci berulang kali mengingatkan bahwa Allah adalah Allah yang kudus dan tidak akan membiarkan dosa begitu saja. Dengan mendokumentasikan tindakan Baesa yang meneruskan dosa Yerobeam, penulis kitab ini mengingatkan kepada para pembaca sepanjang zaman akan pentingnya kesetiaan kepada Allah dan bahaya mengikuti jejak penyembahan berhala, baik dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk kekinian yang mungkin berupa keserakahan, kekuasaan, atau penyembahan diri.

Memahami konteks 1 Raja-raja 15:28 membantu kita melihat bagaimana keputusan individu dan para pemimpin dapat memiliki dampak yang luas dan bertahan lama. Penolakan terhadap ajaran dan perintah Allah, sekecil apa pun kelihatannya, dapat membuka pintu bagi dosa-dosa yang lebih besar. Sebaliknya, ketaatan kepada Allah adalah kunci untuk memelihara hubungan yang benar dengan-Nya dan membawa berkat bagi bangsa. Ayat ini adalah peringatan agar kita senantiasa menjaga hati kita dari segala bentuk penyembahan berhala modern dan kembali kepada sumber kebenaran sejati.