"Ketika Petrus melihat hal itu, ia berkata kepada orang banyak: "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang hal ini, atau mengapa kamu menatap kami seolah-olah oleh kekuatan atau kesalehan kamilah kami membuat orang ini berjalan?"
Kisah Rasul 3:12 menyajikan momen krusial dalam pelayanan para rasul, khususnya Petrus. Kejadian ini terjadi setelah Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang pria yang lumpuh sejak lahir di Gerbang Indah Bait Allah. Peristiwa ajaib ini menarik perhatian banyak orang, menimbulkan keheranan dan rasa ingin tahu yang mendalam di antara mereka yang menyaksikan.
Kerumunan orang berkumpul di serambi Salomo, tempat para rasul berada, takjub melihat pria yang tadinya tak bisa berjalan, kini berdiri, melompat, dan memuji Allah. Keheranan ini wajar terjadi, mengingat mukjizat penyembuhan orang yang lumpuh sejak lahir bukanlah hal yang biasa terjadi. Di tengah kekaguman ini, Petrus mengambil kesempatan untuk menyampaikan pesan Injil.
Namun, Petrus tidak ingin sorotan tertuju pada dirinya atau Yohanes. Ia segera mengklarifikasi sumber kekuatan yang sesungguhnya. Dalam ayat 12, ia dengan tegas berkata, "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang hal ini, atau mengapa kamu menatap kami seolah-olah oleh kekuatan atau kesalehan kamilah kami membuat orang ini berjalan?" Pernyataan ini sangat penting. Petrus menyadari bahwa dalam momen seperti ini, mudah bagi manusia untuk terkesan oleh kemampuan luar biasa yang mereka lihat dan memberikan pujian yang salah. Ia tidak ingin orang mengira bahwa mukjizat itu berasal dari kekuatan pribadi atau kebaikan moralnya sendiri.
Petrus dengan bijak mengarahkan pandangan orang banyak kembali kepada sumber sejati dari segala kuasa dan kebaikan: Allah. Ia ingin menekankan bahwa tindakan penyembuhan itu adalah bukti nyata dari kuasa Allah yang bekerja melalui mereka. Ini adalah pengingat penting bagi kita semua. Ketika kita melihat hal-hal luar biasa, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam karya orang lain, kita harus selalu berusaha mengidentifikasi dan memuliakan Allah sebagai sumber utamanya. Ketulusan Petrus dalam ayat ini menunjukkan kerendahan hatinya dan kesetiaannya untuk menjunjung tinggi nama Allah.
Selanjutnya, Petrus menjelaskan bahwa Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, Allah nenek moyang mereka, telah memuliakan Hamba-Nya, Yesus, yang mereka serahkan dan sangkal di hadapan Pilatus. Melalui kuasa Allah inilah, Yesus diserahkan, dan melalui kuasa yang sama pula, orang yang lumpuh ini disembuhkan. Pesan ini bukan hanya tentang penyembuhan fisik, tetapi juga tentang pemulihan rohani yang ditawarkan melalui iman kepada Yesus Kristus. Petrus mengajak mereka untuk bertobat dan berbalik kepada Allah, agar dosa-dosa mereka dihapuskan, sehingga pada waktunya, mereka akan merasakan kelegaan dari hadirat Tuhan.
Kisah Rasul 3:12 menggarisbawahi tema sentral dalam pelayanan Kristen: kemuliaan Allah dan penyangkalan diri dalam memberitakan Injil. Petrus tidak mencari popularitas pribadi, melainkan kesaksian yang jelas tentang kebangkitan dan kuasa Yesus. Sikapnya patut kita teladani dalam setiap aspek kehidupan kita.