1 Raja-raja 17:2 - Kata-kata Allah kepada Elia

"Timbullah firman TUHAN kepada Elia, demikian: 'Pergilah dari sini, baliklah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit, di sebelah timur Yordan."

Ilustrasi Elia menuju sungai Kerit Sungai Kerit

Ayat 1 Raja-raja 17:2 membawa kita pada momen krusial dalam pelayanan Nabi Elia. Dalam kekacauan spiritual dan politik yang melanda Kerajaan Israel Utara di bawah pemerintahan Raja Ahab, Allah berfirman kepada hamba-Nya. Perintah ini bukanlah sekadar instruksi biasa, melainkan sebuah panggilan untuk segera bergerak, meninggalkan zona nyaman, dan menyingkir ke tempat yang ditentukan oleh-Nya. Kata-kata, "Pergilah dari sini, baliklah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit, di sebelah timur Yordan," menandai awal dari sebuah episode pengujian iman dan pemeliharaan ilahi yang luar biasa.

Konteks ayat ini sangatlah penting. Israel saat itu sedang dilanda kekeringan parah sebagai hukuman atas penyembahan berhala Baal yang merajalela. Dalam situasi seperti ini, kehadiran Elia sebagai nabi Allah menjadi ancaman serius bagi para nabi Baal dan bagi rezim Ahab. Perintah untuk bersembunyi adalah strategi keselamatan dari murka penguasa yang tidak menyukai kebenaran yang dibawa oleh Elia. Namun, lebih dari sekadar perlindungan fisik, perintah ini adalah pembukaan jalan bagi Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya dalam menyediakan kebutuhan Elia di tengah kelangkaan dan kehancuran.

Sungai Kerit, sebuah lokasi yang mungkin terpencil dan tidak banyak diketahui, dipilih oleh Allah sebagai tempat persembunyian dan pemeliharaan Elia. Ini menunjukkan betapa Allah sangat peduli terhadap para hamba-Nya. Bahkan dalam situasi paling sulit sekalipun, Dia memiliki rencana yang terperinci untuk menjaga dan memberi mereka kekuatan untuk terus menjalankan tugas kenabian. Di tepi sungai itulah, Elia akan mengalami anugerah pemeliharaan dari Tuhan secara langsung, sebuah bukti nyata bahwa ketaatan kepada firman Tuhan selalu membawa pada penyertaan-Nya.

Kisah ini mengajarkan kita beberapa hal mendasar. Pertama, pentingnya mendengar dan menaati firman Tuhan. Elia tidak bertanya, tidak membantah, melainkan segera bertindak sesuai perintah. Ketaatan semacam inilah yang sering kali menjadi kunci pembuka berkat dan kuasa Allah. Kedua, Allah sanggup menyediakan kebutuhan kita bahkan di tempat-tempat yang tampaknya mustahil. Sungai Kerit menjadi lambang sumber kehidupan yang disediakan Allah ketika sumber-sumber duniawi mengering. Ketiga, pengujian iman seringkali menjadi bagian dari proses pendewasaan rohani. Perintah untuk bersembunyi mungkin terasa tidak mudah, namun di dalamnya terdapat rencana Allah yang lebih besar untuk kemuliaan nama-Nya. Ayat 1 Raja-raja 17:2 ini adalah pengingat yang kuat bahwa di tengah badai kehidupan, firman Tuhan adalah kompas yang menuntun kita dan janji-Nya adalah jangkar yang kokoh.