Tetapi ketika Obaja hendak pergi dari hadapan Ahab, Tuhan bersabda kepada Elia: "Pergilah, tunjukkanlah dirimu kepada Ahab, sebab sebentar lagi aku akan menurunkan hujan."
Kisah yang terangkum dalam 1 Raja-Raja 18:16 menceritakan momen krusial dalam kehidupan nabi Elia. Pada masa itu, Israel dilanda kekeringan parah selama bertahun-tahun, dan bangsa tersebut telah menyimpang dari penyembahan kepada Tuhan, beralih menyembah dewa-dewa asing, terutama Baal. Raja Ahab, yang memerintah di utara, bersama istrinya Izebel, mempromosikan penyembahan berhala ini secara besar-besaran, bahkan berusaha membasmi para nabi Tuhan.
Di tengah situasi yang penuh tantangan dan ancaman ini, Allah berbicara kepada Elia. Ayat ini secara spesifik menunjukkan bahwa Tuhan memerintahkan Elia untuk menemui Raja Ahab. Perintah ini datang pada saat yang tepat, yaitu sebelum Tuhan sendiri menurunkan hujan. Ini bukan sekadar perintah biasa, melainkan sebuah undangan untuk membuktikan kebesaran dan kuasa Tuhan di hadapan raja yang telah mengabaikan-Nya dan di hadapan seluruh umat yang tersesat.
Momen ini adalah puncak dari strategi ilahi untuk mengembalikan umat Israel kepada Tuhan. Elia, seorang hamba Tuhan yang setia namun juga manusia dengan segala perasaannya, sebelumnya sempat merasa putus asa. Namun, perintah Tuhan ini memberikan dorongan dan kepastian. Menemui Ahab bukanlah tugas yang mudah, mengingat Ahab adalah raja yang fanatik terhadap penyembahan Baal dan pasti akan melihat Elia sebagai ancaman atau musuh. Namun, Elia diperintahkan untuk maju, membawa pesan yang penuh pengharapan dan penegasan kuasa ilahi.
Fakta bahwa Tuhan berfirman "sebab sebentar lagi aku akan menurunkan hujan" menunjukkan bahwa kelepasan dari kekeringan itu adalah tanda yang akan menyertai atau mengkonfirmasi pekerjaan Elia. Ini adalah janji yang memberikan keberanian bagi Elia untuk menghadapi raja dan tantangan yang akan datang, termasuk konfrontasi besar di Gunung Karmel yang akan terjadi kemudian dalam pasal yang sama. Kisah ini menegaskan bahwa dalam masa-masa tergelap sekalipun, Tuhan tetap bekerja dan memberikan kesempatan bagi umat-Nya untuk kembali kepada-Nya, seringkali melalui para nabi dan saksi-Nya yang setia.
Ketaatan Elia terhadap perintah Tuhan, bahkan ketika risikonya sangat besar, menjadi teladan bagi setiap orang. Ia tidak ragu untuk menyampaikan kebenaran dan kuasa Tuhan di hadapan otoritas yang menentangnya. Peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya mendengarkan suara Tuhan dan bertindak sesuai dengan firman-Nya, terlepas dari kesulitan atau tantangan yang mungkin kita hadapi. Kepercayaan pada janji Tuhan adalah kunci untuk mengatasi keraguan dan ketakutan.