Ayat penutup dari pasal kedua Kitab 1 Raja-Raja ini membawa kita pada momen krusial dalam sejarah Israel. Setelah masa transisi yang penuh tantangan, termasuk penyingkiran musuh-musuh yang mengancam stabilitas takhta Daud, kita menyaksikan permulaan era baru di bawah kepemimpinan Raja Salomo.
Kalimat yang singkat namun sarat makna ini, "Kemudian tinggallah Salomo di Yerusalem menjadi raja atas seluruh Israel," menggarisbawahi beberapa aspek penting. Pertama, ini adalah penegasan kesuksesan Salomo dalam mengamankan takhtanya dan mewujudkan apa yang telah direncanakan ayahnya, Daud. Yerusalem, sebagai pusat spiritual dan politik, menjadi saksi bisu dari pemerintahan yang stabil dan terpusat.
Kedua, frasa "atas seluruh Israel" menunjukkan persatuan bangsa. Di masa lalu, kepemimpinan terkadang terpecah atau menghadapi pemberontakan dari suku-suku tertentu. Namun, di bawah Salomo, setidaknya pada awal pemerintahannya, Israel tampak bersatu di bawah satu raja. Ini adalah pencapaian signifikan yang membuka jalan bagi pembangunan dan kemakmuran.
Momen ini bukanlah sekadar pergantian kekuasaan biasa. Ini adalah fondasi bagi masa keemasan Israel yang akan datang. Salomo mewarisi kerajaan yang kuat dan stabil dari Daud, lengkap dengan banyak sumber daya dan dukungan dari para tokoh kunci yang setia. Ayat ini menandai titik di mana beban pemerintahan sepenuhnya berada di pundak Salomo, dan ia siap untuk memulai tugasnya yang besar.
Tinggal di Yerusalem juga memiliki implikasi simbolis. Kota ini adalah tempat Allah memilih untuk menempatkan nama-Nya, tempat Bait Suci akan segera didirikan. Pemerintahan Salomo di Yerusalem menyelaraskan kekuasaan duniawi dengan otoritas ilahi, sebuah ideal yang diharapkan dari seorang raja yang dipilih Tuhan.
Meskipun ayat ini sederhana, ia membingkai permulaan periode penting dalam Kitab Suci. Ia mengundang pembaca untuk merenungkan bagaimana seorang pemimpin mengawali masa pemerintahannya, bagaimana ia menghadapi tantangan awal, dan bagaimana fondasi yang diletakkan pada momen-momen awal ini akan membentuk jalannya sejarah kerajaan dan bangsa. Ayat ini adalah jembatan menuju kisah-kisah Salomo yang lebih luas, tentang kebijaksanaan, pembangunan Bait Suci, dan akhirnya, cobaan yang akan datang.