Kitab 1 Raja-Raja pasal 20 mencatat sebuah episode penting dalam sejarah Kerajaan Israel, khususnya di masa pemerintahan Raja Ahab. Ayat pembukaannya langsung memperkenalkan sebuah ancaman besar yang dihadapi oleh Kerajaan Israel Utara: serangan dari Aram, dipimpin oleh rajanya yang kuat, Ben-Hadad. Deskripsi pertemuan antara Ben-Hadad dan dua puluh dua raja lainnya di bawah komandonya menunjukkan skala dan keseriusan invasi yang direncanakan. Tujuannya jelas: menaklukkan Samaria, ibu kota Israel.
Ben-Hadad, dengan pasukannya yang besar, kuda-kuda yang gagah, dan kereta perang yang mengintimidasi, bermaksud untuk mengisolasi dan menjatuhkan kota Samaria. Pengepungan adalah taktik yang umum digunakan pada zaman kuno untuk memaksa kota menyerah melalui kelaparan dan kelelahan. Ancaman ini bukan sekadar pertarungan biasa, melainkan sebuah upaya sistematis untuk menghancurkan Kerajaan Israel dari pusatnya. Gambaran Ben-Hadad yang mengumpulkan begitu banyak sekutu juga menunjukkan ambisi Ben-Hadad yang tidak hanya ingin menguasai Samaria, tetapi mungkin juga memperluas dominasi Aram di wilayah tersebut.
Namun, kisah yang mengikuti ayat ini bukanlah kisah kekalahan Israel. Sebaliknya, ini adalah kisah tentang bagaimana Allah bekerja melalui tangan raja yang seringkali tidak setia, Ahab, untuk menyelamatkan umat-Nya dari kehancuran. Ayat 1 Raja-Raja 20:1 berfungsi sebagai latar belakang dramatis untuk peristiwa selanjutnya, di mana Allah memberikan kemenangan luar biasa kepada Israel meskipun jumlah mereka jauh lebih sedikit. Pesan penting dari ayat ini adalah pengingat akan kuasa dan kedaulatan Allah, yang mampu membalikkan keadaan paling genting sekalipun demi melindungi umat pilihan-Nya. Ancaman yang tampaknya tak teratasi ini justru menjadi ajang pembuktian campur tangan ilahi.
Peristiwa yang terungkap dalam pasal ini mengajarkan kita tentang pentingnya kepercayaan kepada Allah, terutama saat menghadapi situasi yang menakutkan. Ben-Hadad, dengan segala kebesaran pasukannya, tidak menyadari bahwa dia sedang berhadapan dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari sekadar pasukan manusia. Allah berjanji akan memberikan kemenangan, dan bahkan melalui utusan-Nya, Ia mengungkapkan strategi yang akan membawa kekalahan telak bagi pasukan Aram. Kisah ini menyoroti bahwa kemenangan sejati bukanlah hasil dari kekuatan militer semata, melainkan dari pertolongan dan campur tangan ilahi. Ben-Hadad, dengan kesombongannya, akhirnya belajar sebuah pelajaran yang sangat mahal tentang siapa yang benar-benar berkuasa.