1 Raja-Raja 22:28 - Nubuat Kematian Ahab

"Lalu berkatalah Nabi itu: 'Jikalau sekiranya engkau pulang dengan selamat, maka TUHAN tidak berfirman dengan perantaraanku.' Katanya pula: 'Dengarlah, hai bangsa-bangsa segala rakyat!'"
Ikon pesan atau percakapan

Kisah yang tercatat dalam 1 Raja-Raja 22:28 menyoroti momen krusial dalam sejarah Israel, di mana kenabian dan kekuasaan raja bertemu dalam sebuah konfrontasi yang dramatis. Ayat ini merupakan bagian dari narasi yang lebih besar mengenai raja Ahab dari Israel dan pertempuran yang akan datang melawan Aram. Ahab, seorang raja yang sering digambarkan memberontak terhadap Tuhan, sedang bersiap untuk berperang di Ramot-Gilead.

Sebelum berangkat, Ahab, bersama raja Yosafat dari Yehuda, bertekad untuk mencari firman Tuhan. Namun, mereka dikelilingi oleh para nabi yang memberikan nasihat yang menyenangkan telinga, memprediksi kemenangan yang mudah. Keempat ratus nabi ini tampaknya lebih mementingkan menyenangkan raja daripada menyampaikan kebenaran ilahi. Mereka semua seragam dalam ramalan mereka, menyarankan agar raja pergi berperang karena Tuhan akan memberikan kemenangan.

Dalam konteks inilah Mikha, seorang nabi yang sejati, dipanggil. Berbeda dengan nabi-nabi lainnya, Mikha menyampaikan pesan yang jauh berbeda. Ia diperintahkan oleh Tuhan untuk menyatakan bahwa Ahab akan kalah dan mati dalam pertempuran itu. Keberanian Mikha sangatlah luar biasa, mengingat ia berhadapan dengan seluruh badan kenabian yang mendukung raja, dan ia tahu bahwa pesannya tidak akan disambut baik oleh Ahab.

Ayat 1 Raja-Raja 22:28 adalah ucapan Mikha yang menegaskan keaslian pesannya. Ia menyatakan, "Jikalau sekiranya engkau pulang dengan selamat, maka TUHAN tidak berfirman dengan perantaraanku." Ini adalah sebuah sumpah yang kuat, sebuah penegasan bahwa apa yang disampaikannya adalah firman Tuhan yang sesungguhnya, dan bukan sekadar pendapat atau ramalan kosong. Ia bersedia menanggung konsekuensi jika ramalannya tidak terwujud. Hal ini menunjukkan betapa ia yakin akan otoritas ilahi di balik kata-katanya.

Selanjutnya, Mikha menambahkan, "Dengarlah, hai bangsa-bangsa segala rakyat!" Seruan ini sangat penting. Mikha tidak hanya berbicara kepada raja Ahab dan Yosafat, tetapi ia ingin pesannya terdengar oleh seluruh umat. Ini menandakan bahwa pesan kenabian yang sejati bersifat universal dan memiliki implikasi bagi seluruh bangsa. Pesan tersebut adalah peringatan tentang konsekuensi ketidaktaatan dan kesesatan, serta penegasan akan kedaulatan Tuhan atas semua bangsa.

Konteks ini mengajarkan kita tentang pentingnya membedakan suara kenabian yang benar dari suara-suara yang menyesatkan. Banyak orang cenderung mencari kata-kata yang menenangkan dan menjanjikan kemudahan, namun kebenaran ilahi seringkali datang dengan tantangan dan peringatan. Kisah Mikha menegaskan bahwa nabi yang sejati akan berbicara kebenaran, bahkan ketika itu tidak populer atau berbahaya. Pengorbanan dan keberanian Mikha menjadi saksi bagi otoritas firman Tuhan yang harus selalu didengarkan dan ditaati, terlepas dari siapa yang menyampaikannya.