"Dan ia mendirikan rumah itu dan menyelesaikannya; dan ia mendindingi rumah itu dengan kasau dan papan aras."
Ilustrasi simbolis Bait Allah dengan detail kayu aras
Ayat 1 Raja-Raja 6:9 ini merupakan bagian dari narasi yang sangat penting dalam Kitab Suci, yang menceritakan pembangunan Bait Suci pertama di Yerusalem atas perintah Raja Daud, namun diselesaikan oleh putranya, Raja Salomo. Pembangunan ini merupakan tonggak sejarah bagi umat Israel, melambangkan kehadiran Allah yang menetap di tengah-tengah umat-Nya, sebuah tempat kudus yang akan menjadi pusat ibadah dan pertemuan mereka.
Pembangunan Bait Suci bukanlah sekadar konstruksi fisik, melainkan sebuah proyek yang sarat makna spiritual dan simbolis. Setiap detail, mulai dari bahan yang digunakan hingga rancangannya, semuanya memiliki tujuan ilahi. Ayat yang kita bahas secara spesifik menyoroti salah satu bahan utama yang digunakan, yaitu kayu aras.
Pilihan kayu aras (cedar) sebagai material utama bukanlah kebetulan. Kayu aras dikenal karena kekuatan, keawetan, keindahan seratnya, dan juga aroma khasnya yang harum. Bahan ini banyak didatangkan dari Tirus, yang merupakan pusat perdagangan kayu pada masa itu. Kualitas kayu aras menjadikannya material yang ideal untuk pembangunan sebuah tempat ibadah yang agung, yang diharapkan dapat bertahan lama dan memancarkan kemuliaan.
Dalam konteks 1 Raja-Raja 6:9, frasa "mendedngkan rumah itu dengan kasau dan papan aras" menunjukkan betapa telitinya Salomo dan para pekerjanya dalam menyelesaikan setiap bagian Bait Suci. Dinding-dinding interior dilapisi dengan kayu aras yang indah, memberikan sentuhan kemewahan dan kehangatan, sekaligus berfungsi untuk meredam suara dan menjaga stabilitas suhu. Ini menunjukkan bahwa Salomo berusaha memberikan yang terbaik dalam pembangunan rumah bagi TUHAN.
Pembangunan Bait Suci memakan waktu tujuh tahun lamanya. Proses yang panjang ini mencerminkan keseriusan dan dedikasi yang luar biasa dalam merealisasikan visi Ilahi. Setiap bata, setiap balok kayu, setiap ukiran, semuanya dikerjakan dengan penuh penghormatan. Kisah ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya ketekunan, dedikasi, dan memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan, terutama yang berkaitan dengan pelayanan kepada Tuhan.
Lebih dari sekadar bangunan fisik, Bait Suci melambangkan kehadiran Allah yang terus-menerus bersama umat-Nya. Di dalamnya, umat Israel dapat datang untuk beribadah, memohon pengampunan, dan merasakan persekutuan dengan Sang Pencipta. Kisah pembangunan Bait Suci, termasuk penggunaan bahan-bahan berkualitas seperti kayu aras, mengingatkan kita akan keagungan Tuhan dan betapa Ia layak menerima segala yang terbaik dari ciptaan-Nya.