"Dan hendaklah barang-barang yang dipanjat ini, siang dan malam, mengiringi permintaan-permintaan hamba-Mu dan permintaan-permintaan umat-Mu Israel, tiap-tiap sesuatu menurut kewajibannya, supaya kedengaranlah permintaan-permintaan hamba-Mu ini kepada TUHAN, Allahmu, setiap kali ia berseru kepada-Mu."
Simbol daun dan cahaya melambangkan pertumbuhan iman dan harapan dalam doa.
Ayat Alkitab 1 Raja-raja 8:59 ini terletak dalam konteks dedikasi Bait Allah yang megah oleh Raja Salomo. Setelah seluruh proses pembangunan dan pemindahan Tabut Perjanjian ke tempatnya yang sakral, Salomo memanjatkan doa yang penuh kerendahan hati dan permohonan kepada Tuhan. Ayat ini secara khusus menyoroti harapan Salomo agar doa-doa umat Israel senantiasa didengar oleh Tuhan.
Perintah Salomo mengenai "barang-barang yang dipanjat ini" merujuk pada benda-benda kudus yang ditempatkan di sekitar Bait Allah, yang menjadi pengingat visual dan simbolis akan kehadiran Tuhan serta perjanjian-Nya dengan umat-Nya. Keberadaan benda-benda ini diperintahkan agar terus-menerus menemani dan mengiringi setiap permohonan yang dinaikkan. Ini bukan sekadar ritual belaka, melainkan sebuah penekanan pada pentingnya kesungguhan dan ketekunan dalam berdoa.
Frasa "siang dan malam" menegaskan bahwa doa seharusnya menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu atau saat menghadapi kesulitan besar. Umat Israel diingatkan untuk senantiasa menjaga hubungan komunikatif dengan Tuhan, dalam segala keadaan. Baik dalam sukacita maupun kesedihan, dalam kelimpahan maupun kekurangan, seruan kepada Tuhan diharapkan tidak pernah berhenti.
Tujuan utama dari semua ini, seperti yang ditekankan oleh Salomo, adalah agar "kedengaranlah permintaan-permintaan hamba-Mu ini kepada TUHAN, Allahmu, setiap kali ia berseru kepada-Mu." Ini adalah sebuah janji pengharapan yang luar biasa. Tuhan, dalam kemahatahuan dan kasih-Nya, berjanji untuk mendengarkan umat-Nya yang berseru kepada-Nya. Ini memberikan kepastian bahwa doa yang tulus tidak akan sia-sia.
Ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya membangun relasi yang erat dengan Tuhan melalui doa yang tekun dan konsisten. Keberadaan Bait Allah, dan kini gereja atau tempat ibadah kita, serta berbagai simbol iman lainnya, seharusnya menjadi pengingat akan janji-janji Tuhan dan panggilan kita untuk senantiasa berkomunikasi dengan-Nya. Dengan hati yang tulus dan semangat yang tak pernah padam, setiap seruan kita kepada Tuhan diharapkan akan didengar dan dijawab sesuai dengan kehendak-Nya yang sempurna. Janji Tuhan dalam 1 Raja-raja 8:59 tetap relevan bagi setiap orang percaya, menguatkan kita untuk terus berdoa dengan keyakinan bahwa Tuhan mendengar.