"Dan apa yang akan kau minta daripada-Ku, hai anak Adam? Maka akan Kukabulkan bagimu."
Ayat yang terukir dalam kitab 1 Raja-Raja pasal 9, ayat 13, adalah sebuah pernyataan ilahi yang luar biasa, sebuah janji yang menggetarkan hati dari Allah sendiri kepada umat-Nya. Dikatakan, "Dan apa yang akan kau minta daripada-Ku, hai anak Adam? Maka akan Kukabulkan bagimu." Pernyataan ini tidak datang begitu saja, melainkan sebagai bagian dari percakapan Allah dengan Salomo setelah Ia menyatakan diri kepadanya dalam mimpi di Gibeon. Allah telah menganugerahkan hikmat yang tak tertandingi, kekayaan yang melimpah, dan kedamaian yang berkesinambungan kepada Salomo. Dalam konteks ini, janji untuk mengabulkan permintaan Salomo adalah kelanjutan dari berkat-berkat yang telah diberikan, menunjukkan kemurahan hati Allah yang tak terbatas.
Inti dari janji ini terletak pada kesediaan Allah untuk mendengarkan dan bertindak atas permohonan hamba-Nya. Frasa "hai anak Adam" secara khusus merujuk pada kemanusiaan kita, mengingatkan kita bahwa meskipun kita adalah makhluk ciptaan yang terbatas, Allah tetap mengundang kita untuk mendekat dan menyampaikan kebutuhan kita. Ini adalah undangan terbuka untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Salomo, sebagai raja yang bijaksana, tentu saja tidak akan meminta hal-hal yang dangkal atau egois. Permintaannya akan diarahkan pada kemuliaan Allah, keadilan bagi rakyatnya, dan kelangsungan kerajaan yang dipercayakan kepadanya.
Meskipun janji ini diberikan secara spesifik kepada Salomo, prinsip di baliknya memiliki relevansi yang mendalam bagi kita di masa kini. Perjanjian Baru mengungkapkan bahwa melalui Yesus Kristus, kita juga memiliki akses yang sama kepada Bapa di surga. Yesus sendiri mengajarkan murid-muridnya untuk berdoa, "Bapa kami yang di surga... Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." (Matius 6:11). Perintah untuk meminta dan janji bahwa pintu akan dibukakan (Matius 7:7) menggemakan kebenaran yang sama: Allah bersedia dan rindu untuk menjawab doa-doa kita.
Kunci untuk mengalami pengabulan doa sebagaimana dijanjikan dalam 1 Raja-Raja 9:13 terletak pada keselarasan permintaan kita dengan kehendak Allah. Ketika kita meminta sesuatu yang sesuai dengan firman-Nya, yang memuliakan nama-Nya, dan yang membawa kebaikan bagi Kerajaan-Nya, kita dapat dengan penuh keyakinan menantikan jawaban. Ini bukan berarti Allah adalah pelayan pribadi yang siap memenuhi segala keinginan duniawi kita tanpa syarat. Sebaliknya, ini adalah undangan untuk menjalani hubungan yang intim dan penuh kepercayaan dengan-Nya, di mana kita menyadari bahwa Dia tahu apa yang terbaik bagi kita, bahkan sebelum kita memintanya.
Dengan demikian, ayat ini menjadi pengingat yang indah akan kemurahan, kebaikan, dan kesetiaan Allah. Ia tidak hanya merupakan kisah tentang raja-raja kuno, tetapi juga sebuah janji yang hidup bagi setiap orang yang mencari-Nya dengan tulus. Mari kita mendekat kepada-Nya dengan iman, menyampaikan permohonan kita, dan percaya bahwa Sang Pencipta alam semesta siap mendengarkan dan bertindak dengan cara yang paling indah dan memberkati.