1 Tawarikh 1:26

Sem, Eber, Peleg, Reu,
Sem Eber Peleg Reu Serug

Visualisasi sederhana garis keturunan dari Sem.

Ayat 1 Tawarikh 1:26 merupakan bagian dari silsilah panjang yang tercatat dalam Alkitab, membentang dari Adam hingga masa setelah Air Bah. Ayat ini secara spesifik menyebutkan beberapa nama leluhur penting yang menjadi bagian dari garis keturunan Nuh, khususnya dari garis Sem. Nama-nama seperti Sem, Eber, Peleg, dan Reu, meskipun ringkas penyebutannya di sini, memiliki makna historis dan teologis yang mendalam bagi umat percaya.

Garis keturunan ini bukan sekadar daftar nama. Ia adalah bukti penelusuran historis yang cermat oleh penulis kitab Tawarikh, yang bertujuan untuk menunjukkan kesinambungan rencana ilahi melalui manusia pilihan. Sem, yang disebutkan pertama, adalah putra Nuh yang diberkati dan dihormati, dan menjadi leluhur utama bagi banyak bangsa. Dari keturunannya inilah bangsa Israel kemudian berasal.

Eber, yang namanya sering dikaitkan dengan kata "Ibrani" atau "Hebrew", juga merupakan figur sentral. Ia hidup di masa ketika manusia mulai terpecah belah bahasanya, dan ia memegang teguh warisan rohani serta bahasa leluhurnya. Ayat ini menegaskan posisinya yang vital dalam transmisi tradisi dan iman.

Selanjutnya, Peleg disebutkan. Periode hidupnya dikaitkan dengan peristiwa Menara Babel, di mana dunia terbagi menjadi berbagai bangsa dan bahasa. Nama "Peleg" sendiri berarti "pembelahan", yang mencerminkan kejadian penting ini dalam sejarah manusia. Keberadaan namanya di sini menggarisbawahi asal-usul bangsa-bangsa dari satu leluhur pasca-Air Bah.

Terakhir, Reu. Ia adalah ayah dari Serug, dan bersama-sama mereka melanjutkan rantai keturunan yang mengarah pada Abraham. Setiap nama dalam silsilah ini adalah sebuah mata rantai yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan, dan yang paling penting, menghubungkan manusia dengan janji-janji Allah.

Penyebutan nama-nama ini dalam kitab Tawarikh mengingatkan kita akan pentingnya akar dan sejarah. Bagi bangsa Israel, silsilah ini adalah pengingat akan identitas mereka, perjanjian yang dibuat Allah dengan leluhur mereka, dan peran unik mereka dalam rencana penebusan ilahi. Mempelajari ayat seperti 1 Tawarikh 1:26 memberikan perspektif tentang bagaimana Tuhan bekerja melalui individu-individu, bahkan di tengah sejarah manusia yang penuh gejolak dan perubahan. Keseluruhan silsilah ini menunjukkan benang merah kasih dan pemeliharaan Allah yang tak pernah putus.