Kisah dalam Yohanes pasal 9 menceritakan tentang seorang pria yang buta sejak lahir dan bagaimana Yesus menyembuhkannya. Peristiwa ini menimbulkan berbagai reaksi, termasuk dari para pemimpin agama yang skeptis. Ketika para Farisi menginterogasi orang yang tadinya buta tersebut mengenai kesembuhannya, mereka juga kemudian mendatangi orang tuanya untuk mendapatkan konfirmasi.
Ayat ke-23 dalam pasal ini berisi respons orang tua pria yang baru saja sembuh tersebut. Mereka dengan tegas mengatakan, "Dia sudah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri." Pernyataan ini sangat menarik dan sarat makna. Alih-alih memberikan kesaksian langsung atau terlibat dalam perdebatan teologis para Farisi, mereka mengarahkan pertanyaan kepada anak mereka. Ini menunjukkan pengakuan atas kematangan anak mereka dan penyerahan tanggung jawab atas keyakinan dan kesaksiannya sendiri.
Kematangan dan Tanggung Jawab
Dalam konteks kehidupan rohani, ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya kematangan pribadi dalam iman. Kita tidak bisa selamanya bergantung pada kesaksian atau keyakinan orang lain, termasuk orang tua kita. Pada saatnya, setiap individu harus memiliki pemahaman yang matang tentang imannya, mampu memberikan pertanggungjawaban atas keyakinannya, dan berdiri teguh di atas dasar kebenaran yang telah mereka pahami.
Orang tua tersebut, meskipun mereka memahami apa yang terjadi, memilih untuk tidak menjadi perantara dalam pengakuan iman anak mereka. Mereka mungkin sadar bahwa otoritas agama pada masa itu bisa sangat represif, dan mereka ingin melindungi diri dari konfrontasi. Namun, di balik itu, tersembunyi pengakuan akan otonomi dan kematangan anak mereka. Mereka percaya bahwa sang anak cukup dewasa untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang telah dialaminya dan apa yang diyakininya.
Keberanian Bersaksi
Kisah ini juga menyoroti keberanian orang yang tadinya buta itu. Meskipun dihadapkan pada tekanan dari otoritas, ia berulang kali memberikan kesaksian yang jelas tentang siapa Yesus baginya. Respons orang tuanya justru memperkuat gagasan bahwa pria ini sekarang memiliki suara dan identitasnya sendiri dalam hal imannya. Kematangan bukan hanya tentang usia, tetapi tentang kesiapan untuk memikul tanggung jawab atas keputusan dan keyakinan pribadi.
Dalam perjalanan iman kita, kita semua akan menghadapi momen di mana kita harus berbicara untuk diri kita sendiri. Kita mungkin ditanya tentang harapan kita, tentang alasan di balik keyakinan kita, atau tentang pengalaman pribadi kita dengan Tuhan. Ayat Yohanes 9:23 mengingatkan kita bahwa ada kalanya kita perlu menyerahkan tanggung jawab penuh kepada individu yang telah matang, agar mereka dapat menyatakan kebenaran dari hati mereka sendiri. Ini adalah panggilan untuk tumbuh dalam keyakinan, berani bersaksi, dan dengan bertanggung jawab menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam hidup.