Keturunan Eber ialah Peleg, Reu, Serug, Nahor, Terah dan Abram (yang disebut Abraham).
Representasi visual garis keturunan dari Eber.
Ayat 1 Tawarikh 1:36 membawa kita pada sebuah catatan silsilah yang penting dalam Kitab Suci. Bagian ini merupakan kelanjutan dari daftar keturunan yang dimulai dari Adam, melewati Nuh dan anak-anaknya, hingga sampai pada tokoh-tokoh kunci dalam sejarah Israel. Fokus pada ayat ini adalah pada garis keturunan yang mengarah kepada Abraham, bapa orang beriman. Kita melihat bagaimana nama-nama seperti Peleg, Reu, Serug, Nahor, Terah, dan akhirnya Abram (yang kelak dikenal sebagai Abraham) tersusun rapi, menunjukkan kesinambungan sejarah dan janji Allah yang terus dipegang.
Pentingnya silsilah dalam Alkitab tidak hanya sekadar daftar nama. Di balik setiap nama, terkandung makna tentang keturunan, janji, dan kedaulatan Allah dalam mengatur sejarah manusia. Garis keturunan yang disebutkan dalam 1 Tawarikh 1:36 ini adalah mata rantai krusial yang menghubungkan generasi pasca-Banjir Nuh dengan rencana besar Allah untuk menyelamatkan umat manusia melalui bangsa Israel, dan pada akhirnya, melalui Yesus Kristus. Setiap nama yang disebutkan adalah bagian dari sebuah cerita yang lebih besar, yaitu rencana penebusan ilahi.
Peleg, salah satu nama yang disebut, memiliki makna penting. Kitab Kejadian menyebutkan bahwa pada masanya, bumi terbagi (Kejadian 10:25). Hal ini sering diinterpretasikan merujuk pada peristiwa di Menara Babel atau pembagian bahasa dan bangsa setelahnya. Ini menunjukkan bahwa sejarah yang dicatat di sini bukanlah sekadar kronologi linear, tetapi juga mencakup peristiwa-peristiwa transformatif yang membentuk dunia seperti yang kita kenal. Reu dan Serug melanjutkan garis keturunan ini, masing-masing hidup cukup lama untuk melihat perubahan-perubahan besar di dunia mereka.
Nahor, seperti juga pamannya, Abraham, berasal dari Ur Kasdim, sebuah pusat peradaban pada masanya. Kemudian datanglah Terah, ayah Abraham, yang memimpin keluarganya keluar dari Ur menuju Haran dan kemudian menjadi bagian dari perjalanan Abraham yang dipanggil Allah untuk pergi ke tanah yang akan ditunjukkan-Nya. Puncak dari silsilah ini adalah Abram, yang namanya diubah menjadi Abraham, karena ia akan menjadi bapa banyak bangsa. Janji Allah kepada Abraham adalah janji yang fundamental bagi seluruh iman Yahudi dan Kristen, yang menekankan pentingnya garis keturunan ini sebagai pembawa berkat dan keselamatan.
Membaca 1 Tawarikh 1:36 mengingatkan kita bahwa di tengah hiruk pikuk sejarah dunia dan ribuan nama yang mungkin terlupakan, Allah memiliki rencana yang cermat. Ia memilih, memanggil, dan menuntun individu dan keluarga untuk menggenapi tujuan-Nya. Garis keturunan ini adalah bukti nyata bahwa Allah setia pada janji-janji-Nya, bahkan ketika manusia tidak sempurna. Melalui nama-nama ini, kita melihat jejak kaki Allah dalam sejarah, yang pada akhirnya membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang siapa Dia dan bagaimana Ia bekerja dalam kehidupan kita hari ini.