1 Tawarikh 11 2: Daud Menjadi Raja Israel

"Dahulu, ketika Saul masih menjadi raja, Engkaulah yang memimpin dan membawa keluar masuk orang Israel, dan TUHAN, Allahmu, telah berfirman kepadamu: Engkaulah akan menggembalakan umat-Ku, Israel, dan Engkaulah akan menjadi pemimpinnya."

Daud, Raja Israel Menggembalakan Umat Pilihan Allah

Ayat 1 Tawarikh 11 ayat 2 membawa kita pada momen krusial dalam sejarah bangsa Israel, yaitu pengakuan Daud sebagai raja mereka. Frasa "Dahulu, ketika Saul masih menjadi raja" menandai transisi kekuasaan yang penuh makna. Ini bukan sekadar pergantian pemimpin biasa, melainkan sebuah peristiwa yang dinubuatkan dan dipimpin langsung oleh firman ilahi. Daud, yang sebelumnya dikenal sebagai gembala dan pejuang gagah berani, kini diperkenalkan dalam perannya yang lebih besar: seorang pemimpin yang ditunjuk oleh Allah.

Kata-kata "Engkaulah yang memimpin dan membawa keluar masuk orang Israel" menggambarkan pengalaman kepemimpinan Daud yang sudah teruji. Sejak masa mudanya, ia telah menunjukkan kemampuannya dalam memimpin pasukan Israel dalam pertempuran, menghadapi musuh-musuh bangsa, dan melindungi rakyat. Pengalaman ini membangun kepercayaan dan pengakuan dari para pemimpin suku Israel, yang akhirnya bersatu di bawah kepemimpinannya. Ini adalah bukti nyata bahwa kepemimpinan yang efektif tidak lahir dalam semalam, melainkan melalui pelayanan, ketekunan, dan keberanian.

Puncak dari pengakuan ini adalah firman Tuhan yang disampaikan kepadanya: "TUHAN, Allahmu, telah berfirman kepadamu: Engkaulah akan menggembalakan umat-Ku, Israel, dan Engkaulah akan menjadi pemimpinnya." Pernyataan ini sangat kuat. Kata "menggembalakan" memiliki implikasi yang mendalam. Seorang gembala tidak hanya memimpin, tetapi juga melindungi, merawat, dan memastikan kesejahteraan domba-dombanya. Ini menunjukkan bahwa peran Daud sebagai raja lebih dari sekadar kekuasaan politik atau militer; ia memiliki tanggung jawab spiritual dan moral yang besar terhadap umat pilihan Allah. Ia diharapkan menjadi pelindung yang setia, menjaga mereka dari bahaya, dan membimbing mereka dalam jalan kebenaran.

Penunjukan Daud sebagai pemimpin Israel bukanlah sebuah kebetulan, melainkan bagian dari rencana ilahi yang lebih besar. Ia dipilih bukan karena kehebatannya semata, tetapi karena hatinya yang berkenan kepada Tuhan. Ayat ini menegaskan bahwa kepemimpinan yang sejati berakar pada ketaatan kepada Allah dan kepedulian yang tulus terhadap umat yang dipimpin. Sejarah Daud menjadi teladan inspiratif tentang bagaimana kepemimpinan yang berlandaskan firman Tuhan dapat membawa bangsa kepada kemakmuran, keadilan, dan kesatuan. Pengakuan ini menjadi landasan bagi Daud untuk memulai masa pemerintahannya yang gemilang, membawa Israel kepada masa keemasan.