"Yabes dari Kiryat-Yearim, Ahijah dari Kiryat-Yearim, Semaya dari Kiryat-Yearim."
Ayat 1 Tawarikh 11:33, meskipun ringkas, membawa kita pada sebuah gambaran para tokoh yang memiliki tempat penting dalam catatan sejarah Israel. Di antara mereka, nama Yabes menonjol, bukan karena kekayaan atau kekuasaan duniawi, melainkan karena keberaniannya yang unik, seperti yang tersirat dari penyebutannya di ayat ini dan kisah yang lebih luas dalam 1 Tawarikh 4:9-10. Ayat ini menyebutkan Yabes bersama dengan Ahijah dan Semaya, ketiganya berasal dari Kiryat-Yearim. Lokasi ini sendiri memiliki makna historis sebagai tempat penyimpanan Tabut Perjanjian setelah kembali dari tangan orang Filistin. Penempatan nama Yabes di sini, di antara para pahlawan Daud dan tokoh-tokoh penting lainnya, menunjukkan posisinya yang terhormat dalam komunitas tersebut.
Siapakah Yabes sebenarnya? Kitab Suci tidak memberikan detail biografi yang panjang lebar tentangnya, namun, doa yang dipanjatkannya menjadi fokus utama dalam perikop lain. Doa Yabes adalah permohonan yang tulus kepada Allah untuk diluaskan wilayahnya, diberkati dalam pekerjaan, dilindungi dari kejahatan, dan dijauhkan dari kesusahan. Doa ini bukanlah permohonan keserakahan, melainkan ungkapan kerinduan untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan lebih baik, serta untuk hidup dalam damai dan integritas. Allah mengabulkan doanya, dan inilah yang membedakannya.
Keberanian Yabes tidak hanya dalam menghadapi tantangan hidup, tetapi juga dalam keberaniannya untuk berdoa dan meminta lebih banyak dari Allah. Di dunia yang seringkali menghargai kerendahan hati dengan keterbatasan, Yabes justru mengajarkan bahwa keberanian untuk memohon berkat dan perlindungan dari Sang Pencipta adalah tindakan iman yang mulia. Ayat 1 Tawarikh 11:33, dengan menyebutkan namanya bersama para prajurit dan tokoh lainnya, mengindikasikan bahwa ia adalah sosok yang dihormati, seorang individu yang hidupnya telah memberi dampak.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari Yabes dan ayat ini sangat relevan. Pertama, keberanian untuk memiliki visi dan memohon kepada Tuhan untuk pencapaian yang lebih besar. Kedua, pentingnya menjaga integritas dan memohon perlindungan dari kejahatan. Ketiga, pengakuan bahwa nama baik dan kehormatan dapat diperoleh melalui ketaatan dan iman kepada Allah, seperti yang tersirat dari penyertaannya dalam silsilah penting ini. Kiryat-Yearim, tempat asal Yabes, menjadi saksi bisu bahwa dari tempat yang sederhana sekalipun, individu yang memiliki hati yang benar dapat menjadi bagian dari sejarah yang lebih besar.
Kisah Yabes, meskipun singkat, mengingatkan kita bahwa keberanian sejati seringkali tersembunyi dalam kerendahan hati dan iman yang teguh. Ia adalah teladan bagi kita untuk tidak takut memohon kepada Allah, untuk menjalani hidup dengan visi, dan untuk mengandalkan-Nya dalam segala hal. Ayat 1 Tawarikh 11:33 adalah pengingat akan tokoh-tokoh yang, dalam kesederhanaannya, telah mengukir nama mereka dalam narasi ilahi, membuktikan bahwa keberanian iman selalu dihargai.
Mari kita merenungkan bagaimana kita dapat menerapkan semangat Yabes dalam hidup kita sehari-hari. Apakah kita berani untuk bermimpi besar, berani untuk berdoa dengan sungguh-sungguh, dan berani untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan?