1 Tawarikh 15 3: Mempersiapkan Tabut Perjanjian

"Dan Daud berkata: "Tidak ada seorang pun yang boleh mengangkat Tabut Allah selain orang Lewi, karena merekalah yang dipilih TUHAN untuk mengangkat Tabut Allah dan untuk melayani Dia sampai selama-lamanya."

Konteks Sejarah dan Makna Ayat

Ayat 1 Tawarikh 15:3 ini merupakan bagian dari narasi tentang pemindahan Tabut Perjanjian ke Yerusalem di bawah pemerintahan Raja Daud. Setelah sekian lama Tabut berada di tempat lain, Daud bertekad untuk membawanya ke kota yang baru ia dirikan sebagai pusat Kerajaan Israel. Keputusan ini bukan sekadar langkah politik, melainkan penegasan kembali pentingnya kehadiran Allah di tengah umat-Nya.

Pernyataan Daud di ayat ini menekankan sebuah prinsip penting yang telah ditetapkan sebelumnya dalam Taurat Musa: hanya orang-orang Lewi, dari suku Lewi, yang diperkenankan untuk mengangkut Tabut Perjanjian. Perintah ini bukan tanpa alasan. Orang Lewi adalah suku yang dikhususkan oleh Tuhan untuk melayani di Kemah Suci dan kemudian di Bait Allah. Tugas mereka mencakup berbagai aspek pelayanan rohani, termasuk menjaga dan memindahkan perlengkapan suci seperti Tabut.

Tindakan yang tidak sesuai dengan ketetapan ilahi bisa berakibat fatal. Kita bisa melihat contoh tragis di pasal sebelumnya (1 Tawarikh 13) ketika Uza mencoba menahan Tabut yang tergelincir dari keretanya dan langsung dihukum mati oleh Tuhan karena menyentuhnya. Peristiwa ini menjadi peringatan keras bahwa kekudusan Allah harus dihormati dan prosedur yang telah ditetapkan-Nya harus diikuti dengan saksama. Daud belajar dari kesalahan ini dan memastikan bahwa kali ini, pemindahan Tabut akan dilakukan sesuai dengan perintah Tuhan.

Tabut Perjanjian yang Dijaga Orang Lewi

Ilustrasi artistik Tabut Perjanjian yang dibawa dengan hormat oleh orang-orang Lewi.

Implikasi untuk Umat Tuhan Saat Ini

Meskipun konteks peribadahan Israel kuno sangat spesifik, prinsip di balik 1 Tawarikh 15:3 tetap relevan. Ayat ini mengajarkan tentang pentingnya ketaatan pada perintah Tuhan, rasa hormat terhadap hal-hal yang kudus, dan pengakuan bahwa ada peran-peran spesifik yang Tuhan tetapkan bagi umat-Nya.

Dalam pemahaman Kristen, Tabut Perjanjian sering dilihat sebagai bayangan atau lambang dari pribadi Yesus Kristus dan kehadiran-Nya di tengah umat-Nya. Seperti Tabut yang membawa hadirat Allah, Yesus membawa Allah hadir di dunia. Pelayanan orang Lewi dalam menjaga dan memindahkan Tabut bisa dianalogikan dengan bagaimana umat Tuhan dipanggil untuk melayani Dia dan kesaksian-Nya di dunia.

Ayat ini juga mengingatkan kita untuk tidak mengambil tindakan rohani dengan sembarangan atau berdasarkan keinginan sendiri. Kehendak Allah dan cara-Nya harus menjadi panduan utama dalam segala aspek kehidupan iman, termasuk dalam pelayanan dan peribadahan. Menghormati tatanan ilahi berarti menempatkan kedaulatan Allah di atas inisiatif manusia yang tidak terarah.

Dengan memahami 1 Tawarikh 15:3, kita diingatkan kembali akan kekudusan Tuhan dan pentingnya menaati perintah-Nya, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan hubungan kita dengan-Nya. Pemindahan Tabut oleh Daud, yang kali ini dilakukan dengan benar, menjadi simbol pemulihan hubungan yang benar antara umat dan Allah, sebuah hubungan yang dibangun di atas dasar ketaatan dan hormat.