Kebenaran dan Keandalan Firman Tuhan
Ayat 1 Tawarikh 17:24 ini merupakan sebuah pengakuan Daud yang mendalam terhadap karakter dan tindakan Allah. Setelah menerima pewahyuan dari Nabi Natan mengenai janji Tuhan untuk membangun keturunan yang kekal baginya, Daud berseru dengan penuh keyakinan. Kalimat pembukanya, "Oleh sebab itu, ya TUHAN, Engkaulah Allah," bukan sekadar sapaan, melainkan pernyataan iman yang tegas. Daud mengakui kedaulatan, kebesaran, dan keutuhan Allah. Dalam bahasa yang sederhana, Daud berkata, "Karena Engkaulah Tuhan yang sebenarnya, yang memegang kendali atas segala sesuatu." Pengakuan ini adalah dasar dari setiap harapan dan penyerahan diri seorang percaya.
Janji yang Menguatkan Hati
Bagian kedua dari ayat ini, "dan Engkaulah berjanji tentang kebaikan ini kepada hamba-Mu," menunjukkan bagaimana janji Allah menjadi sumber kekuatan dan penghiburan bagi Daud. Janji yang dimaksud di sini adalah janji Allah yang luar biasa, yaitu bahwa keturunan Daud akan memerintah selamanya dan bahwa salah satu keturunannya akan mendirikan kerajaan yang teguh untuk selama-lamanya. Tentu saja, janji ini tidak hanya berhenti pada garis keturunan Daud secara fisik, tetapi menunjuk kepada kedatangan Sang Mesias, Yesus Kristus, yang merupakan Keturunan Daud yang kekal. Bagi Daud, penerimaan janji ini adalah anugerah yang sangat besar, yang menegaskan posisinya di hadapan Tuhan dan visi masa depan bagi umat-Nya.
Fondasi Kepercayaan yang Teguh
Mengapa Daud begitu yakin? Karena dia tahu bahwa Allah tidak pernah ingkar janji. 1 Tawarikh 17:24 menjadi bukti bahwa janji Tuhan bersifat kekal dan dapat diandalkan. Ini mengajarkan kita bahwa dalam setiap aspek kehidupan, kita dapat bersandar pada firman Tuhan. Ketika kita menghadapi ketidakpastian, kesulitan, atau keraguan, kita perlu kembali mengingat janji-janji-Nya. Sama seperti Daud yang berseru, kita pun dipanggil untuk mengakui Allah sebagai Allah kita yang berdaulat dan mempercayai janji-janji kebaikan-Nya yang telah dinyatakan melalui Kitab Suci, terutama janji penebusan melalui Yesus Kristus.
Janji Allah bukanlah sesuatu yang berubah-ubah. Kebenaran-Nya teguh, dan kasih setia-Nya abadi. Dalam 1 Tawarikh 17:24, kita melihat bagaimana pengakuan Daud menjadi teladan bagi kita. Dia tidak hanya menerima janji, tetapi juga menyadari siapa yang memberikannya. Ini adalah pengakuan iman yang sederhana namun mendalam: Allah itu setia, dan janji-Nya adalah kepastian bagi kita. Dengan hati yang penuh syukur, mari kita renungkan kebaikan-Nya yang tak terbatas dan berpegang teguh pada janji-janji-Nya yang membawa harapan dan kehidupan kekal. Keandalan firman-Nya adalah jangkar jiwa kita yang teguh dan tak tergoyahkan.