1 Tawarikh 22:17

"Sekarang, anak-anakku, perhatikanlah! TUHAN telah memilihmu untuk mendirikan rumah bagi-Nya dan untuk menjadi jemaat-Nya. Kuatkanlah dirimu dan mulailah pekerjaan itu."

Fondasi Iman dan Ketaatan
Ilustrasi: Fondasi Iman dan Ketaatan

Ayat 1 Tawarikh 22:17 adalah sebuah seruan yang kuat dari Raja Daud kepada putranya, Salomo, yang akan melanjutkan tugas membangun Bait Suci. Pesan ini tidak hanya relevan bagi Salomo pada masanya, tetapi juga membawa makna mendalam bagi setiap orang percaya di zaman modern. Seruan ini menekankan dua pilar utama: fondasi iman dan pentingnya ketaatan dalam menjalankan panggilan ilahi.

Fondasi Iman yang Kokoh: Daud memulai pesannya dengan mengingatkan Salomo bahwa TUHAN telah memilihnya. Pengertian akan panggilan dan pemilihan dari Tuhan merupakan dasar iman yang paling krusial. Ini bukan tentang kemampuan manusia semata, melainkan pengakuan bahwa Tuhan yang memulai dan memberdayakan. Bagi Salomo, ini adalah dorongan untuk memikul tanggung jawab besar yang dipercayakan kepadanya, mengetahui bahwa ia tidak sendirian. Dalam konteks kita saat ini, memahami bahwa Tuhan memanggil dan memilih kita untuk melayani-Nya, entah itu dalam pelayanan gereja, di lingkungan kerja, atau di keluarga, memberikan kekuatan dan keyakinan. Iman ini memampukan kita untuk melihat melampaui kesulitan dan ketidakpastian, serta menaruh kepercayaan penuh pada penyelenggaraan Tuhan. Tanpa dasar iman ini, setiap usaha yang kita lakukan akan mudah goyah ketika menghadapi tantangan.

Ketaatan dalam Memulai Pekerjaan: Setelah menegaskan pemilihan ilahi, Daud memberikan instruksi yang jelas: "Kuatkanlah dirimu dan mulailah pekerjaan itu." Ini adalah panggilan untuk bertindak. Iman tanpa perbuatan adalah mati, dan ayat ini adalah pengingat kuat akan hal tersebut. Membangun Bait Suci adalah tugas yang monumental, memerlukan perencanaan matang, pengumpulan sumber daya, dan kepemimpinan yang efektif. Seruan Daud mendorong Salomo untuk tidak menunda-nunda, tetapi segera mengaplikasikan imannya ke dalam tindakan nyata. Kata "kuatkanlah dirimu" menyiratkan bahwa tugas ini tidak akan mudah dan akan membutuhkan keberanian, ketekunan, dan hikmat.

Dalam kehidupan rohani kita, ini berarti kita dipanggil untuk menjadi mitra aktif dalam pekerjaan Tuhan. Ini bisa berarti melayani di gereja dengan talenta yang diberikan, menjadi saksi Kristus di mana pun kita berada, atau bahkan hanya dengan menunjukkan kasih dan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Kesediaan untuk "memulai pekerjaan" adalah manifestasi dari iman yang hidup. Kita seringkali menunggu momen yang "sempurna" atau merasa diri belum "siap," namun ayat ini mengajarkan bahwa waktu untuk memulai adalah sekarang, dengan mengandalkan kekuatan yang Tuhan berikan.

Tujuan Pembangunan: Rumah bagi-Nya dan Jemaat-Nya: Daud juga mengingatkan tujuan dari pembangunan Bait Suci: "mendirikan rumah bagi-Nya dan untuk menjadi jemaat-Nya." Bait Suci bukan sekadar bangunan fisik, tetapi representasi dari hadirat Tuhan di tengah umat-Nya dan tempat di mana umat-Nya berkumpul untuk beribadah. Ini menekankan pentingnya relasi antara Tuhan dan umat-Nya. Bagi kita, "rumah bagi-Nya" dapat diartikan sebagai hati kita yang kudus yang didiami oleh Roh Kudus, dan "jemaat-Nya" adalah tubuh Kristus, yaitu gereja.

Ayat 1 Tawarikh 22:17 adalah landasan yang sangat berharga. Ia mengingatkan kita untuk senantiasa menempatkan iman pada Tuhan sebagai prioritas utama dalam segala hal yang kita lakukan. Sekaligus, ia memanggil kita untuk menjadi pribadi yang taat, berani memulai, dan tekun dalam menjalankan tugas panggilan ilahi. Dengan fondasi iman yang kokoh dan kesediaan untuk bertindak taat, kita dapat menjadi alat yang efektif dalam pembangunan rohani, baik bagi diri sendiri maupun bagi sesama, memuliakan nama Tuhan di dalam segala aspek kehidupan kita.

Pelajari lebih lanjut tentang 1 Tawarikh 22:17