"Juga bani Lewi lain-lain: mengawasi harta benda kaabah Allah dan harta benda barang-barang yang dikuduskan."
Kitab 1 Tawarikh pasal 26 memaparkan dengan rinci organisasi para pelayan Bait Allah, khususnya para Lewi, yang memiliki peran krusial dalam menjaga dan memelihara tempat ibadah yang agung tersebut. Ayat ke-20 secara spesifik menyoroti salah satu tugas fundamental mereka, yaitu mengawasi harta benda kaabah Allah dan barang-barang yang telah dikuduskan. Tugas ini, meskipun mungkin terdengar sederhana, mencerminkan tanggung jawab besar dan tingkat kepercayaan yang diberikan kepada mereka.
Keberadaan Bait Allah sebagai pusat spiritual bagi umat Israel menuntut adanya pengelolaan yang tertib dan aman. Harta benda yang dimaksud meliputi persembahan sukarela dari umat, hasil panen yang disisihkan, serta berbagai macam barang berharga lainnya yang digunakan dalam ibadah dan pemeliharaan Bait. Barang-barang yang dikuduskan merujuk pada segala sesuatu yang telah dipersembahkan kepada Allah, baik itu emas, perak, tembaga, kayu, kain, maupun bejana-bejana khusus. Semua ini memerlukan penjagaan yang ketat agar tidak hilang, rusak, atau disalahgunakan.
Para pelayan Lewi yang ditugaskan untuk tugas pengawasan ini adalah individu-individu yang dipilih berdasarkan garis keturunan dan dedikasi mereka. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap barang tercatat dengan baik, disimpan di tempat yang aman, dan hanya digunakan sesuai dengan ketentuan ilahi. Ini menunjukkan pentingnya integritas, kejujuran, dan ketelitian dalam menjalankan setiap aspek pelayanan, sekecil apapun itu. Dalam konteks zaman itu, pengawasan harta benda juga berkaitan erat dengan stabilitas dan keberlangsungan kegiatan ibadah itu sendiri.
Lebih dari sekadar penjaga fisik, tugas ini juga menyiratkan tanggung jawab moral dan spiritual. Para pelayan ini diharapkan memiliki hati yang takut akan Tuhan dan tidak tergoda untuk mengambil keuntungan pribadi dari apa yang dipercayakan kepada mereka. Kesetiaan mereka dalam menjaga harta benda Bait Allah adalah cerminan dari kesetiaan mereka kepada Allah sendiri. Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap pelayanan, meskipun berada di belakang layar, memiliki nilai dan arti penting di hadapan Tuhan.
Dalam organisasi Bait Allah, tugas-tugas telah diatur dengan sangat rapi, memastikan bahwa setiap aspek pelayanan berjalan lancar. Selain pengawasan harta benda, para Lewi juga memiliki tugas penjagaan pintu, memainkan musik, melayani dalam upacara persembahan, dan berbagai tugas lainnya. Semua ini menciptakan sebuah sistem yang terpadu, di mana setiap bagian saling mendukung demi kemuliaan Allah dan pelayanan umat-Nya. Pelajaran dari 1 Tawarikh 26:20 ini relevan hingga kini, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga amanah, bertindak jujur, dan melayani dengan setia dalam setiap tanggung jawab yang diberikan kepada kita, baik dalam kehidupan pribadi maupun pelayanan kepada Tuhan.