"Sebab TUHAN telah memilih Sion, telah memilihnya menjadi tempat kediaman-Nya. "Setiap waktu TUHAN akan menguduskan tempat ini, menjadi tempat kediaman-Nya untuk selama-lamanya." - Mazmur 132:13-14
Kitab 1 Tawarikh pasal 27 membawa kita pada sebuah gambaran yang luar biasa mengenai bagaimana Raja Daud mengatur seluruh aspek Kerajaan Israel untuk melayani Tuhan. Ini bukan sekadar urusan pemerintahan sipil, tetapi penekanan kuat pada struktur dan organisasi yang memfasilitasi ibadah dan kepatuhan kepada Allah. Daud membagi rakyatnya ke dalam dua belas kelompok, yang masing-masing bertugas selama satu bulan dalam setahun. Pembagian ini mencakup tidak hanya urusan militer, tetapi juga urusan sipil dan keagamaan.
Setiap komandan suku diberikan tanggung jawab spesifik, menunjukkan bahwa Daud memandang seluruh aspek kehidupan bangsa sebagai sarana untuk memuliakan Tuhan. Kehadiran para kepala suku dan para pemimpin yang saleh di setiap lapisan pemerintahan menunjukkan bahwa fokus mereka adalah pada penyelenggaraan negara yang didasarkan pada prinsip-prinsip ilahi. Ini adalah sebuah cetak biru mengenai bagaimana komunitas bisa berorganisasi untuk melayani Tuhan secara efektif, dengan setiap orang berkontribusi sesuai dengan kemampuan dan posisinya.
Fokus pada detail ini menegaskan pentingnya ketekunan dan kedisiplinan dalam melayani Tuhan. Tidak ada tugas yang terlalu kecil atau terlalu besar jika dilakukan dengan hati yang tulus untuk kemuliaan-Nya. Dari penjaga pintu hingga pengurus gudang harta, semuanya memiliki peran penting dalam kelancaran ibadah dan stabilitas bangsa.
Memasuki pasal 29, kita melihat puncak dari visi Daud untuk membangun Bait Suci bagi Tuhan. Setelah berhasil mengumpulkan sumber daya yang luar biasa, Daud tidak hanya memimpin dalam memberikan sumbangan, tetapi juga memotivasi seluruh rakyat untuk berpartisipasi dalam persembahan sukarela. Keindahan dari pasal ini terletak pada semangat memberi yang tulus dan melimpah dari semua lapisan masyarakat. Para pemimpin suku, para pembesar, para kepala, dan para pengawas memberikan persembahan yang besar, dan rakyat bersukacita atas kemurahan hati mereka.
Daud sendiri memberikan teladan dengan memberikan sebagian besar harta miliknya yang telah ia kumpulkan. Ia menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan, dan persembahan mereka adalah cara untuk mengembalikan apa yang telah Tuhan berikan. Seruannya dalam doa, "Sebab dari pada tangan-Mu telah kami terima, dan apa yang kami berikan kepada-Mu adalah dari milik-Mu sendiri," adalah pengingat yang kuat bagi kita semua tentang kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu.
Pasal ini bukan hanya tentang pengumpulan kekayaan materi, tetapi tentang hati yang bersukacita dalam memberi. Sukacita ini muncul dari kesadaran akan kebaikan Tuhan dan keinginan untuk membalasnya dengan cara yang memuliakan Nama-Nya. Persembahan yang sukarela ini menjadi fondasi yang kokoh bagi pembangunan Bait Suci, sebuah tempat di mana umat Tuhan dapat beribadah dan mengalami hadirat-Nya. Semangat memberi yang penuh sukacita inilah yang seharusnya menjadi ciri khas gereja dan setiap individu yang mengasihi Tuhan.