Ayat keenam dari pasal dua puluh tujuh dalam Kitab 1 Tawarikh memberikan gambaran singkat namun signifikan mengenai struktur organisasi militer di bawah pemerintahan Raja Daud. Ayat ini secara spesifik menyebutkan Yoab bin Zeruya sebagai pemimpin pasukan yang memiliki tugas penting menjaga perbatasan, dengan jumlah personel yang tidak sedikit, yaitu dua belas ribu tujuh ratus orang. Pengaturan semacam ini menunjukkan betapa raja Daud sangat memperhatikan keamanan dan stabilitas kerajaannya, yang dicapai melalui pembagian tugas yang jelas dan penempatan personel yang strategis.
Posisi Yoab bin Zeruya dalam pasukan penjaga perbatasan sangatlah krusial. Sebagai panglima tertinggi pasukan Israel pada masa itu, penunjukannya untuk memimpin divisi ini menegaskan pentingnya peran mereka dalam melindungi wilayah Israel dari ancaman luar. Perbatasan merupakan garis pertahanan pertama, dan menjaga kelancaran serta keamanan di sana adalah kunci untuk mencegah invasi dan menjaga perdamaian di dalam negeri. Dengan jumlah yang mencapai lebih dari dua belas ribu orang, pasukan ini merupakan kekuatan yang formidable, mampu merespons berbagai potensi ancaman dari bangsa-bangsa tetangga yang seringkali memiliki niat kurang baik terhadap Israel.
Selain aspek pertahanan fisik, penempatan pasukan penjaga perbatasan juga memiliki implikasi strategis dan ekonomi. Keamanan perbatasan memastikan kelancaran jalur perdagangan, memungkinkan arus barang dan jasa yang bebas tanpa gangguan perampokan atau pemerasan. Hal ini secara tidak langsung berkontribusi pada kemakmuran kerajaan. Pengawasan yang ketat juga mencegah masuknya individu atau kelompok yang berpotensi menimbulkan kekacauan atau menyebarkan pengaruh negatif. Oleh karena itu, tugas yang diemban oleh Yoab dan pasukannya bukan hanya sekadar tugas militer, tetapi juga merupakan fondasi penting bagi stabilitas sosial dan ekonomi Israel.
Pembagian tentara menjadi divisi-divisi seperti yang tercatat dalam pasal 1 Tawarikh 27 ini mencerminkan manajemen yang canggih untuk zamannya. Rincian mengenai dua belas divisi yang masing-masing bertugas selama satu bulan dalam setahun (seperti yang dijelaskan di ayat-ayat sebelumnya) menunjukkan sistem rotasi yang efisien. Ini memungkinkan seluruh kekuatan militer untuk terus siaga tanpa membebani satu kelompok secara berlebihan, sekaligus memberikan pengalaman tugas yang beragam bagi para prajurit dan komandan mereka. Ayat 6 ini, dengan fokus pada pasukan penjaga perbatasan di bawah pimpinan Yoab, memberikan detail spesifik tentang salah satu elemen penting dalam keseluruhan struktur pertahanan Israel.
Ketaatan pada tatanan organisasi militer ini menunjukkan kedisiplinan yang tinggi dan kesetiaan kepada raja serta negara. Hal ini menjadi salah satu faktor kunci yang memungkinkan Kerajaan Israel mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Daud. Figur Yoab sendiri adalah seorang pemimpin militer yang tangguh, meskipun kadang-kadang tindakannya kontroversial, namun kapasitasnya dalam memimpin dan mengelola pasukan tidak dapat diragukan. Ayat ini mengingatkan kita akan kompleksitas dan kedalaman organisasi yang dibangun oleh Daud untuk melindungi umatnya dan menjaga kerajaan mereka tetap kuat dan aman.