"Orang-orang Ruben, orang-orang Gad dan setengah suku Manasye mempunyai pejuang-pejuang yang gagah perkasa, yaitu orang-orang yang dapat mengangkat perisai dan pedang, yang melentingkan busur, dan terlatih untuk berperang; ada empat puluh empat ribu orang bersenjata."
Ayat 1 Tawarikh 5:18 memberikan gambaran yang kuat tentang keberanian dan kesiapan perang dari suku-suku Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye. Mereka digambarkan sebagai pejuang-pejuang yang gagah perkasa, lengkap dengan persenjataan dan keahlian tempur yang mumpuni. Kata "terlatih untuk berperang" menekankan bahwa ini bukanlah keberanian semata, melainkan hasil dari latihan, disiplin, dan persiapan yang matang. Jumlah yang disebutkan, yaitu empat puluh empat ribu orang bersenjata, menunjukkan kekuatan militer yang signifikan.
Namun, menarik untuk dicatat bahwa ayat ini tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari narasi yang lebih luas dalam kitab Tawarikh. Suku-suku ini adalah mereka yang telah memilih untuk menetap di wilayah di sebelah timur Sungai Yordan. Keputusan ini diambil oleh mereka, dan dalam konteks sejarah Israel, ini sering kali dianggap sebagai pilihan yang agak berbeda dari mayoritas yang menetap di tanah perjanjian di sebelah barat Yordan. Meskipun demikian, Tuhan melihat dan memberkati kesetiaan mereka dalam memegang janji dan tugas yang diberikan. Ayat ini menjadi bukti bahwa Tuhan tidak hanya memberkati mereka yang berada di wilayah utama, tetapi juga mereka yang dengan setia menjalankan bagian mereka di mana pun mereka ditempatkan.
Kesiapan militer yang digambarkan dalam 1 Tawarikh 5:18 bukan sekadar tentang kekuatan fisik atau persenjataan. Ini mencerminkan semangat juang yang dipupuk oleh keyakinan dan tanggung jawab. Mereka siap untuk berperang, yang berarti mereka siap untuk membela diri, melindungi keluarga mereka, dan berkontribusi pada keamanan bangsa Israel secara keseluruhan. Kesiapan ini adalah manifestasi dari identitas mereka sebagai umat pilihan Allah yang dipanggil untuk hidup dalam ketaatan dan keberanian.
Di zaman modern, ayat ini dapat menginspirasi kita untuk melihat berbagai bentuk "pertempuran" yang mungkin kita hadapi. Ini bisa berarti perjuangan melawan godaan, tantangan dalam pekerjaan, kesulitan dalam hubungan, atau bahkan perjuangan untuk mempertahankan keyakinan kita di dunia yang sering kali menentangnya. Seperti para pejuang dari suku Ruben, Gad, dan Manasye, kita dipanggil untuk memiliki "peralatan" rohani dan mental yang tepat: iman yang kuat (perisai), kebenaran firman Tuhan (pedang), dan kemampuan untuk bersuara demi kebenaran (busur). Kesiapan ini datang melalui pembelajaran firman Tuhan, doa, dan hidup dalam komunitas iman yang saling menguatkan.
Meskipun ayat ini menekankan kemampuan dan kesiapan para pejuang, penting untuk diingat bahwa keberhasilan mereka, dan keberhasilan umat Tuhan sepanjang sejarah, selalu bersumber dari Tuhan. Dalam ayat-ayat sebelumnya dan sesudahnya, seringkali disebutkan bahwa Tuhan menyertai mereka, memberi mereka kemenangan, atau mempercayakan tugas kepada mereka. Kekuatan mereka yang luar biasa bukanlah semata-mata berasal dari otot mereka, tetapi dari anugerah dan kuasa ilahi yang bekerja melalui mereka.
Oleh karena itu, 1 Tawarikh 5:18 mengingatkan kita bahwa kita tidak perlu takut menghadapi tantangan hidup asalkan kita berdiri kokoh dalam iman kita. Kesiapan, latihan, dan kekuatan fisik memang penting, tetapi yang terpenting adalah hati yang tunduk kepada kehendak Tuhan dan keyakinan bahwa Dia adalah sumber segala kemenangan. Biarlah semangat para pejuang ini menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang siap, berani, dan selalu bersandar pada kekuatan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita, baik dalam perjuangan pribadi maupun dalam pelayanan bagi-Nya.
Pelajari lebih lanjut tentang hikmat dari Kitab Tawarikh.