"dan Yoel anaknya, dan Samuel anaknya."
Kitab Tawarikh adalah catatan sejarah yang penting dalam Alkitab, menyoroti silsilah dan pelayanan umat Allah. Dalam pasal 6, fokus diberikan pada suku Lewi, yang memiliki peran unik dan sakral di antara bangsa Israel. Ayat 1 Tawarikh 6:15 menyebutkan nama Yoel dan Samuel sebagai bagian dari garis keturunan Lewi. Meskipun singkat, penyebutan nama-nama ini menghubungkan kita dengan rantai panjang individu yang didedikasikan untuk tugas-tugas ilahi.
Suku Lewi tidak menerima tanah warisan seperti suku-suku lain. Sebaliknya, mereka ditunjuk untuk melayani di Kemah Suci dan kemudian di Bait Allah di Yerusalem. Tugas mereka meliputi berbagai aspek penting, mulai dari menjaga, membawa, membersihkan, hingga memainkan musik dan menyanyikan pujian bagi Tuhan. Peran ini bukan sekadar pekerjaan, melainkan sebuah kehormatan dan tanggung jawab yang diberikan langsung oleh Allah kepada keturunan Lewi, dimulai dari Harun.
Dengan memahami konteks ini, kita dapat melihat bahwa nama-nama seperti Yoel dan Samuel yang disebutkan dalam 1 Tawarikh 6:15 adalah bagian dari tradisi pelayanan yang telah berlangsung selama beberapa generasi. Mereka adalah pionir, pelayan, dan penjaga warisan spiritual bangsa Israel. Keberadaan mereka dalam silsilah menunjukkan bahwa setiap individu, sekecil apapun peran yang terlihat, berkontribusi pada kelangsungan spiritualitas umat.
Menelusuri lebih jauh, dalam silsilah Lewi, Samuel adalah tokoh yang sangat menonjol. Ia adalah seorang nabi besar, hakim terakhir Israel, dan seorang imam yang saleh. Pelayanan Samuel mencakup penegakan keadilan, bimbingan rohani, dan pengurapan raja-raja pertama Israel, yaitu Saul dan Daud. Kehadiran nama Samuel dalam garis keturunan Lewi menekankan hubungan erat antara pelayanan imamat dan kenabian, yang keduanya berfungsi untuk menjaga hubungan umat dengan Allah.
Meskipun nama Yoel mungkin tidak sepopuler Samuel dalam narasi Alkitab, ia tetap merupakan mata rantai penting dalam silsilah pelayanan ini. Setiap individu dalam garis keturunan tersebut memikul tanggung jawab untuk melayani Tuhan dan umat-Nya. Kisah ini mengingatkan kita bahwa pelayanan dalam arti luas bukanlah sesuatu yang eksklusif, tetapi dapat ditemukan dalam berbagai bentuk dan tingkatan. Yang terpenting adalah hati yang mau mengabdi dan setia pada panggilan.
Melalui ayat seperti 1 Tawarikh 6:15, kita diajak untuk merenungkan pentingnya ketekunan dalam pelayanan, kesetiaan generasi ke generasi, dan bagaimana setiap individu memiliki tempatnya dalam rencana ilahi yang lebih besar. Suku Lewi, dengan fokus pelayanan mereka, menjadi pengingat abadi akan pentingnya mendekatkan diri kepada Tuhan dan melayani sesama dengan penuh dedikasi. Kisah mereka terus menginspirasi kita untuk menemukan dan menjalankan panggilan hidup kita masing-masing.