1 Tawarikh 6:81

"Bila gugur hari, maka hendaklah mereka menyanyikan pujian kepada TUHAN, dan hendaklah mereka memuji TUHAN, itu adalah kebiasaan mereka setiap hari."

Damai dalam Pujian

Ayat 1 Tawarikh 6:81 memberikan sebuah instruksi yang sangat penting bagi umat TUHAN, yaitu mengenai rutinitas ibadah dan penyembahan. Ayat ini menekankan pentingnya mengucap syukur dan memuji TUHAN di penghujung hari. Ini bukan sekadar sebuah perintah seremonial, melainkan sebuah kebiasaan yang mendalam, sebuah pola hidup yang seharusnya tertanam dalam hati setiap orang percaya. Di tengah hiruk pikuk kehidupan, kesibukan sehari-hari, tantangan yang dihadapi, dan terkadang kekecewaan, ayat ini mengingatkan kita untuk berhenti sejenak, menengadah ke atas, dan mengakui kebaikan, kesetiaan, serta kebesaran TUHAN.

Perintah ini disampaikan dalam konteks para keturunan Lewi yang bertugas di Kemah Suci. Mereka bertanggung jawab untuk memelihara ibadah dan pelayanan kepada TUHAN. Namun, pesan ini tidak hanya terbatas pada para imam atau musisi Lewi. Ini adalah prinsip universal yang berlaku bagi setiap orang yang telah mengenal dan mengasihi TUHAN. "Bila gugur hari" mengacu pada akhir dari setiap hari yang telah dilalui, sebuah momen refleksi sebelum beristirahat. Ini adalah waktu yang ideal untuk meninjau kembali perjalanan hari itu, mengenali campur tangan TUHAN dalam setiap langkah, dan membalasnya dengan pujian yang tulus.

Dalam dunia modern yang serba cepat, seringkali kita tergoda untuk membiarkan malam berlalu begitu saja tanpa jeda untuk bersyukur. Kita mungkin terlalu lelah, terlalu terbebani pikiran, atau mungkin hanya lupa. Namun, 1 Tawarikh 6:81 mengingatkan kita bahwa pujian kepada TUHAN seharusnya menjadi "kebiasaan mereka setiap hari." Ini berarti pujian bukanlah sesuatu yang hanya dilakukan saat kita merasa senang atau saat ada acara khusus. Pujian adalah bagian integral dari identitas kita sebagai umat Tuhan, ekspresi dari hubungan kita yang terus-menerus dengan-Nya.

Kebiasaan memuji ini memiliki kekuatan transformatif. Ketika kita secara sadar memilih untuk memfokuskan pikiran kita pada kebaikan TUHAN, hati kita mulai bergeser. Keluhan bisa berubah menjadi ucapan syukur. Kekhawatiran bisa digantikan oleh keyakinan. Keputusasaan bisa dilenyapkan oleh harapan yang berakar pada janji-janji-Nya. Ibadah dan pujian kepada TUHAN bukan hanya tentang memberikan sesuatu kepada-Nya, tetapi juga tentang bagaimana hal itu memulihkan dan menyegarkan jiwa kita sendiri.

Mari kita jadikan ayat 1 Tawarikh 6:81 sebagai inspirasi untuk membangun kebiasaan yang kudus ini dalam kehidupan kita. Di penghujung setiap hari, luangkan waktu untuk memuji TUHAN. Ceritakan kebesaran-Nya kepada diri sendiri, renungkan kasih setia-Nya, dan nyanyikan syukur atas segala berkat yang telah Dia curahkan. Jadikan pujian kepada TUHAN sebagai bagian tak terpisahkan dari ritual harian Anda, dan Anda akan menemukan kedamaian, sukacita, serta kekuatan yang berasal dari hadirat-Nya yang senantiasa menyertai. Ini adalah cara yang indah untuk menutup hari dan mempersiapkan diri menghadapi hari esok dengan iman yang diperbarui.