Ayat 1 Tawarikh 7:18 memuat satu informasi genealogis yang spesifik: menyebutkan bahwa Yetro, seorang dari suku Efraim, memiliki keturunan bernama Efraim, Suah, dan Arhan. Meskipun sekilas tampak seperti pengulangan nama, dalam konteks Alkitab, penamaan anak seringkali memiliki makna mendalam atau merupakan penghormatan terhadap leluhur.
Dalam silsilah suku Efraim, detail-detail seperti ini penting untuk melacak garis keturunan dan kepemilikan tanah di kemudian hari. Efraim, bersama saudaranya Manasye, adalah anak-anak Yusuf yang diberikan berkat khusus oleh Yakub sebelum kematiannya. Berkat ini menjadikan keturunan Yusuf, khususnya Efraim, sebagai salah satu suku terkemuka di Israel.
Kitab Tawarikh, yang sebagian besar berisi silsilah, bertujuan untuk menegaskan identitas umat Allah dan kesinambungan janji-janji Tuhan kepada mereka. Silsilah di sini bukan sekadar daftar nama, tetapi pengingat akan sejarah, identitas, dan tempat setiap individu dalam rencana ilahi. Setiap nama yang tercatat adalah bagian dari gambaran besar yang menunjukkan bagaimana Tuhan memelihara umat-Nya dari generasi ke generasi.
Penyebutan keturunan Efraim, bahkan dalam detail sekecil ini, menunjukkan perhatian Tuhan terhadap setiap detail kehidupan umat-Nya. Ini juga menekankan pentingnya keluarga dan keturunan dalam tradisi Israel kuno. Nama-nama seperti Efraim, Suah, dan Arhan, meskipun mungkin tidak sepopuler nama-nama pemimpin besar, adalah batu bata penyusun sejarah bangsa Israel.
Kisah keturunan Efraim, yang diwakili oleh nama-nama seperti yang disebutkan dalam ayat ini, adalah bagian dari janji Tuhan tentang pertumbuhan dan kelimpahan. Israel dijanjikan akan menjadi bangsa yang besar, dan setiap keluarga berkontribusi pada pertumbuhan tersebut. Ayat ini, meskipun singkat, mengingatkan kita pada bagaimana setiap individu, bahkan yang tercatat hanya dalam silsilah, memiliki peran dalam pemenuhan janji Tuhan.
Studi mengenai 1 Tawarikh 7:18 ini mengajak kita untuk melihat lebih dalam makna di balik nama-nama dalam Kitab Suci. Setiap nama membawa kisah, dan bersama-sama, mereka membentuk narasi iman yang kaya. Ini adalah pengingat bahwa Tuhan melihat dan menghargai setiap bagian dari umat-Nya, memastikan bahwa sejarah mereka, dan berkat yang mengalir melaluinya, terus berlanjut.