1 Tesalonika 4:10 - Kasih Sesama yang Memancar

"Tetapi mengenai kasih persaudaraan tidak perlu kamu kami tuliskan, karena kamu sendiri telah belajar dari Allah untuk saling mengasihi."
Simbol kasih persaudaraan

Ayat dari 1 Tesalonika 4:10 mengingatkan kita pada inti ajaran Kristiani: kasih. Perkataan Rasul Paulus ini ditujukan kepada jemaat di Tesalonika, sebuah komunitas yang sedang bergumul dengan berbagai tantangan, namun tetap teguh dalam iman mereka. Ayat ini tidak hanya menekankan pentingnya kasih persaudaraan, tetapi juga menyoroti sumbernya yang sejati, yaitu Allah sendiri.

Di tengah dunia yang seringkali dipenuhi dengan persaingan, egoisme, dan ketidakpedulian, ajaran untuk saling mengasihi menjadi sangat relevan. Paulus menyatakan bahwa mengenai kasih persaudaraan, jemaat di Tesalonika tidak memerlukan ajaran lebih lanjut dari dirinya. Mengapa demikian? Karena mereka telah diajar langsung oleh Allah. Ini menunjukkan bahwa kasih sejati bukanlah sesuatu yang dipaksakan, melainkan sebuah anugerah dan pemahaman yang tertanam dalam hati oleh Roh Kudus. Ketika hati dipenuhi oleh kasih Allah, kasih itu akan secara alami terpancar kepada sesama, khususnya kepada saudara seiman.

Penting untuk dicatat bahwa kasih yang dimaksud dalam konteks ini bukanlah sekadar rasa suka atau sentimentil belaka. Kasih persaudaraan yang diajarkan oleh Allah adalah kasih yang rela berkorban, mengutamakan kepentingan orang lain, penuh kesabaran, kerelaan, dan pengampunan. Kasih inilah yang menjadi ciri khas orang percaya, yang membedakan mereka dari dunia luar. Ketika jemaat Tuhan benar-benar hidup dalam kasih ini, mereka menjadi saksi yang hidup tentang kuasa Injil.

Tantangan dalam mengasihi sesama tentu selalu ada. Perbedaan karakter, kesalahpahaman, atau bahkan luka hati dapat menguji kemampuan kita untuk mewujudkan kasih ini. Namun, Firman Tuhan melalui 1 Tesalonika 4:10 memberikan penegasan bahwa kita tidak berjuang sendirian. Allah sendiri adalah sumber dan guru kita dalam hal kasih. Ketika kita berserah kepada-Nya dan memohon tuntunan-Nya, Roh Kudus akan bekerja dalam diri kita untuk membentuk karakter Kristus, yang penuh dengan kasih.

Lebih jauh lagi, ayat ini menyiratkan bahwa kasih persaudaraan yang tulus akan memanifestasikan dirinya dalam tindakan nyata. Ini bisa berupa saling membantu, menghibur, mendukung, dan menanggung beban satu sama lain. Di dalam komunitas orang percaya, kasih ini seharusnya menjadi perekat yang kuat, menjaga keutuhan dan kedamaian gereja. Ketika jemaat hidup dalam harmoni dan kasih persaudaraan, mereka tidak hanya diberkati, tetapi juga menjadi terang dan garam bagi dunia di sekitarnya. Mari kita terus belajar dari Allah untuk senantiasa memupuk dan mempraktikkan kasih persaudaraan yang diajarkan-Nya, sehingga hidup kita dapat memuliakan nama-Nya.