Obor melambangkan terang hukum yang menunjukkan dosa.
Ayat Alkitab 1 Timotius 1:9 ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang hakikat dan tujuan hukum Taurat dalam pandangan Kristen. Rasul Paulus, dalam suratnya kepada Timotius, dengan tegas menyatakan bahwa hukum Taurat bukanlah alat atau pedoman bagi orang-orang yang hidup dalam kebenaran. Sebaliknya, hukum ini berfungsi sebagai sebuah cermin yang merefleksikan dosa dan pelanggaran manusia, menyoroti ketidaktaatan kita terhadap standar kekudusan Tuhan.
Pernyataan "hukum Taurat itu bukanlah untuk orang benar" bukanlah berarti hukum itu tidak berlaku sama sekali bagi orang percaya. Namun, maksudnya adalah bahwa orang yang sudah dibenarkan oleh iman kepada Yesus Kristus tidak lagi hidup di bawah bayang-bayang tuntutan hukum untuk mendapatkan keselamatan. Mereka telah menerima anugerah keselamatan melalui pengorbanan Kristus. Bagi mereka, hukum Taurat lebih berperan sebagai pengingat akan standar moral Tuhan, panduan etika, dan penuntun dalam kehidupan sehari-hari untuk menyenangkan Tuhan, bukan sebagai sarana untuk meraih pembenaran di hadapan-Nya.
Sebaliknya, daftar panjang pelanggaran yang disebutkan dalam ayat ini – orang durhaka, fasik, berdosa, najis, suka berbuat keonaran, pembunuh, penzina, pemburit, pencuri, pemfitnah, pendusta – secara gamblang menggambarkan siapa yang dituju oleh ketetapan hukum ini. Hukum Taurat hadir untuk menginsafkan orang-orang yang berada di luar relasi yang benar dengan Tuhan, menunjukkan kepada mereka bahwa mereka telah melanggar perintah-Nya dan berada di bawah kutukan dosa. Ini adalah peringatan keras yang menuntun mereka untuk menyadari kebutuhan mereka akan penebusan.
Tujuan utama dari hukum Taurat, sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam tulisan-tulisan Paulus, adalah untuk membawa orang kepada Kristus. Hukum itu menyingkapkan ketidakmampuan manusia untuk memenuhi tuntutannya sendiri, sehingga mendorong mereka untuk mencari sumber kebenaran dan pengampunan yang sejati, yaitu Yesus Kristus. Ketika seseorang menyadari dosanya melalui pemahaman akan hukum, ia akan lebih terbuka untuk menerima kabar baik tentang keselamatan yang ditawarkan.
Oleh karena itu, 1 Timotius 1:9 mengingatkan kita bahwa hukum Taurat memiliki peran edukatif dan penghukuman yang vital dalam rencana penyelamatan Allah. Ia tidak diciptakan untuk menindas orang benar, melainkan untuk menyingkapkan kesalahan dan menuntun orang berdosa kepada anugerah pengampunan dan kehidupan baru yang hanya ditemukan di dalam Yesus Kristus. Ini adalah pengingat akan pentingnya standar ilahi dan panggilan untuk hidup sesuai dengan ajaran sehat yang bersumber dari Firman Tuhan.
Memahami ayat ini membantu kita melihat bahwa kebenaran bukanlah hasil dari ketaatan hukum semata, tetapi sebuah karunia yang diterima melalui iman. Hukum Taurat, meskipun tidak untuk orang benar sebagai sarana pembenaran, tetap relevan sebagai panduan hidup yang mencerminkan kehendak Allah bagi umat-Nya.