Ayat Yosua 4:12 adalah bagian dari narasi yang sangat penting dalam Alkitab, yaitu ketika bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan untuk masuk ke Tanah Perjanjian. Momen ini bukanlah sekadar perpindahan geografis, melainkan sebuah peristiwa ilahi yang penuh makna. TUHAN secara ajaib menghentikan aliran Sungai Yordan agar umat-Nya dapat menyeberang dengan aman di tanah kering. Yosua, sang pemimpin baru setelah Musa, diperintahkan untuk mengambil dua belas batu dari dasar sungai sebagai tugu peringatan. Batu-batu ini menjadi saksi bisu dari kuasa dan kesetiaan Tuhan.
Ayat Yosua 4:12 secara spesifik menggambarkan keberanian dan ketaatan suku Ruben, suku Gad, dan separuh suku Manasye. Mereka menjadi yang terdepan dalam menyeberangi sungai, siap berperang dan melindungi saudara-saudara mereka yang lain. Ini menunjukkan semangat pengorbanan dan kesatuan dalam menghadapi tantangan. Namun, yang lebih mendasar dari semua tindakan ini adalah instruksi Tuhan untuk membuat peringatan. Tujuannya jelas: agar bangsa Israel, generasi demi generasi, selalu mengingat perbuatan ajaib Tuhan bagi mereka.
Ilustrasi abstrak tugu batu yang mengingatkan pada peristiwa besar.
Dalam kehidupan modern yang serba cepat, mudah bagi kita untuk melupakan atau meremehkan signifikansi dari kebaikan dan pertolongan Tuhan. Kita seringkali terlalu sibuk dengan urusan duniawi sehingga luput untuk merefleksikan bagaimana Tuhan telah menuntun, melindungi, dan memberkati kita. Ayat Yosua 4:12 dan narasi di baliknya mengajarkan kita betapa pentingnya memiliki "tugu peringatan" rohani. Tugu peringatan ini bisa berupa doa syukur yang tulus, kesaksian pribadi, berbagi cerita iman dengan keluarga dan teman, atau bahkan menciptakan cara-cara kreatif lainnya untuk mengenang perbuatan Tuhan.
Ketika kita secara sadar mengingat perbuatan Tuhan, itu akan memperkuat iman kita. Kita diingatkan bahwa Tuhan yang sama yang membelah sungai di masa lalu, adalah Tuhan yang sama yang mampu menolong kita melewati kesulitan hari ini. Mengingat kesetiaan-Nya membangkitkan harapan dan rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan masa depan. Selain itu, tindakan memperingati ini juga memiliki dimensi komunal. Sama seperti batu-batu peringatan itu dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan generasi mendatang, kisah-kisah iman kita juga dapat menjadi inspirasi dan pengajaran berharga bagi anak-anak dan cucu kita, agar mereka juga tumbuh mengenal dan mengasihi Tuhan.
Jadi, mari kita ambil pelajaran dari Yosua 4:12. Jangan biarkan keajaiban dan kebaikan Tuhan berlalu begitu saja tanpa dikenang. Ciptakanlah "tugu peringatan" Anda sendiri, baik secara pribadi maupun bersama komunitas, agar iman Anda terus tumbuh dan menjadi kesaksian bagi dunia tentang betapa hebatnya Tuhan kita.