2 Korintus 10:8

"Sebab kalau aku sedikit lebih berani dari yang perlu, itu adalah karena kuasa yang oleh Tuhan untuk membangun, bukan untuk meruntuhkan."
Kekuatan Pembangun Dari Tuhan

Simbol kekuatan yang membangun, diilhami dari Ilahi.

Ayat 2 Korintus 10:8 adalah pengingat yang kuat tentang sumber sejati dari otoritas dan keberanian dalam pelayanan rohani. Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, menekankan bahwa keberanian yang ia tunjukkan bukanlah hasil dari kesombongan atau kekuatan pribadi, melainkan anugerah dan kuasa yang diberikan langsung oleh Tuhan.

Dalam konteks gereja mula-mula, seringkali ada tantangan dari para penentang yang meragukan otoritas Paulus sebagai rasul. Mereka mungkin mencoba meruntuhkan pengaruhnya dengan kritik dan tuduhan. Menghadapi situasi ini, Paulus menegaskan bahwa setiap tindakan dan perkataan yang ia sampaikan didasarkan pada mandat ilahi. Kuasa yang dimilikinya ditujukan untuk membangun, bukan untuk menghancurkan.

Ini adalah perbedaan krusial yang harus kita pahami. Ada kekuatan yang memang bersifat destruktif, yang bertujuan merusak dan menghancurkan apa yang sudah ada. Namun, ada pula kekuatan yang dibangun atas dasar kasih dan tujuan yang mulia, yaitu membangun. Ayat ini secara gamblang menyatakan bahwa kekuatan yang berasal dari Tuhan adalah kekuatan yang bersifat konstruktif. Ia bertujuan untuk memperkuat iman, mendirikan kebenaran, dan menumbuhkan kedewasaan rohani pada jemaat.

Ketika kita merasa dipanggil untuk melayani atau membawa perubahan, penting untuk terus menguji motivasi kita. Apakah keberanian kita bersumber dari keinginan untuk diakui, ataukah itu benar-benar dorongan dari Tuhan untuk membangun kerajaan-Nya? Paulus memberikan standar yang jelas: jika tindakan kita cenderung merusak, memecah belah, atau menjatuhkan martabat orang lain, maka itu bukanlah cara kerja kuasa ilahi. Sebaliknya, jika usaha kita menghasilkan pertumbuhan, pemulihan, dan penguatan, maka kita berada di jalur yang benar.

Bagi kita di masa kini, ayat ini tetap relevan. Dalam berbagai aspek kehidupan, baik pribadi maupun komunal, kita sering dihadapkan pada pilihan untuk membangun atau meruntuhkan. Kuasa yang Tuhan berikan kepada kita, entah itu dalam bentuk karunia rohani, talenta, atau kesempatan, seharusnya digunakan untuk tujuan yang mulia. Menggunakan keberanian dan otoritas kita untuk menyebarkan kebencian, gosip, atau kritik yang tidak membangun, sama saja dengan menyalahgunakan anugerah Tuhan. Sebaliknya, marilah kita senantiasa berusaha menjadi agen pembangunan, menggunakan segala sumber daya yang Tuhan percayakan kepada kita untuk menolong, menguatkan, dan mendirikan orang lain dalam iman dan kebenaran.

Inti dari 2 Korintus 10:8 adalah tentang kesadaran akan sumber kuasa dan tujuan penggunaannya. Paulus tidak pernah mengklaim kehebatan dirinya sendiri. Ia sadar bahwa segala sesuatu yang baik datang dari Tuhan, dan kuasa yang diberikan adalah untuk kemuliaan-Nya dan pembangunan umat-Nya. Ini adalah pelajaran berharga yang perlu terus direnungkan agar pelayanan kita selalu berada dalam koridor kehendak Tuhan yang membangun.